Maya Blog: Model Pembelajaran
Showing posts with label Model Pembelajaran. Show all posts
Showing posts with label Model Pembelajaran. Show all posts

RPP Terbaru K13 Revisi 2018 Kelas 1-6 Lengkap Untuk Tahun Ajaran 2019/2020

File Pendidikan

RPP ialah suatu alat pembelajaran yang wajib oleh dimiliki oleh pendidik kelas selaku kelengkapan administrasi di kelas. Bagi itu, kami akan membagikan contoh RPP k13 revisi 2018 seluruh kelas yang gampang bagi di unduh dan pada format doc supaya gampang bagi digunakan oleh para pendidik di Indonesia.


Pada pembuatannya RPP mesti disesuaikan dengan  silabus, prota, promes. RPP, buku panduan pendidik, buku teks pembelajaran, dan lainnya. Selain itu, RPP kelas 1 semseter 1 dan 2 ini, pun telah dilengkapi dengan KI1, KI2, KI3 dan KI4, sehingga diinginkan akan semakin gampang pada hal menumbuhkan sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan pelajar. RPP kelas 1 kurikulum 2013 ini telah Integritas, PPK, Literasi, 4C dan HOST komplit dengan seluruh bahan pembelajaran, sehingga benar-benar cocok digunakan bagi tahun pembelajaran 2019/2020



Agar semakin mempermudah pada hal proses pengunduhan RPP kelas 1 kurikulum 2013 revisi 2018, karenanya RPP tersebut dibangun pada format rar, sehingga bagi membukanya mesti diekstrak terlebih dahulu. Kemudian bagi dapat mendownloadnya, silahkan bapak/ibu pendidik dapat mengklik tulisan unduh di setiap ahir dari judup persubtema dari RPP tersebut. 


untuk bapak/ibu pendidik yang belum mempunyai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) K13 revisi 2018 kelas 1 2 3 4 5 6, silahkan dapat mengunduhnya dengan cara klik tulisan unduh di ahir judul RPP tersebut, adapun RPP yang dimaksud ialah selaku berikut :


RPP Kelas 1 k13 Revisi 2018



  • RPP Kurikulum 2013 kelas 1 SD/MI Semester 1 Revisi 2018, Unduh

  • RPP Kurikulum 2013 kelas 1 SD/MI Semester 2 Revisi 2018, Unduh


 RPP Kelas 2 k13 Revisi 2018



  • RPP Kurikulum 2013 kelas 2 SD/MI Semester 1 Revisi 2018, Unduh

  • RPP Kurikulum 2013 kelas 2 SD/MI Semester 2 Revisi 2018, Unduh


 RPP Kelas 3 k13 Revisi 2018 



  • RPP Kurikulum 2013 kelas 3 SD/MI Semester 1 Revisi 2018, Unduh

  • RPP Kurikulum 2013 kelas 3 SD/MI Semester 2 Revisi 2018, Unduh


RPP Kelas 4 k13 Revisi 2018



  • RPP Kurikulum 2013 kelas 4 SD/MI Semester 1 Revisi 2018, Unduh

  • RPP Kurikulum 2013 kelas 4 SD/MI Semester 2 Revisi 2018, Unduh


 RPP Kelas 5 k13 Revisi 2018



  • RPP Kurikulum 2013 kelas 5 SD/MI Semester 1 Revisi 2018, Unduh

  • RPP Kurikulum 2013 kelas 5 SD/MI Semester 2 Revisi 2018, Unduh


 RPP Kelas 6 k13 Revisi 2018



  • RPP Kurikulum 2013 kelas 6 SD/MI Semester 1 & 2 Revisi 2018, Unduh

  • RPP Kurikulum 2013 kelas 6 SD/MI Semester 1 & 2 Revisi 2018, Unduh


 RPP Pengajar Mapel Kelas 1-6 K13 Revisi 2018



  • RPP Kurikulum 2013 PAI dan BP Kelas 1 2 3 4 5 6  Revisi 2018, Unduh

  • RPP Kurikulum 2013 PJOK Kelas 1 2 3 4 5 6  Revisi 2018, Unduh


 RPP Matematika 4-6 K13 Revisi 2018



  • RPP Kurikulum 2013 Matematika Kelas 4 SD/MI Revisi 2018, Unduh

  • RPP Kurikulum 2013 Matematika Kelas 5 SD/MI Revisi 2018, Unduh

  • RPP Kurikulum 2013 Matematika Kelas 6 SD/MI Revisi 2018, Unduh


Begitulah RPP SD/MI semester 1 dan 2 kurikulum 2013 revisi 2018, dimulai dari kelas 1,2,3,4,5, dan 6. Semoga bermanfaat, jangan lupa share apabila bermanfaat agar semakin banyak rekan rekan kita yang dapat merasakan manfaatnya.terima kasih.



Sumber https://edukafile.blogspot.com/
Contoh RPP Sekolah Dasar Dengan Model Think Pair and Share

Contoh RPP Sekolah Dasar Dengan Model Think Pair and Share

Diantara masalah yang dihadapi pada dunia pendidikan di Indonesia yaitu lemahnya proses pembelajaran. Proses pembelajaran di sekolah kurang meningkatkan kreatifitas pelajar. Masih banyak tenaga pendidik yang menggunakan sistem konvensional secara monoton pada kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga suasana belajar terkesan kaku dan suasana pembelajaran menjadi tak kondusif sehingga pelajar menjadi pasif dan keaktifan hanya didominasi oleh seorang pengajar


Ketika ini apakah sahabat beraktifitas selaku pengajar atau pendidik? Jikalau iya cobalah sahabat sekilas mengenang masa-masa ketika sahabat masih duduk dibangku sekolah, bagus SD, SMP maupun SMA.




Pernahkah sahabat merasa bosan ketika sahabat mengikuti jam pembelajaran dikelas sahabat? Mungkin sahabat merasa tertekan? Atau mungkin sahabat sulit menerima bahan pembelajaran dikelas ketika pengajar sahabat sedang memberi bahan?

Kini cobalah sahabat berfikir, apakah pelajar sahabat merasakan vishal yang sama dengan yang sahabat rasakan tersebut? Gampang-mudahan siswa-siswa sahabat tak merasakan hal-hal negatif ketika Proses pembelajaran yang sahabat laksanakan berlangsung.


Namun perlu sahabat ketahui kalau sahabat ketika menyampaikan bahan menggunakan specimen pembelajaran yang tak disukai pelajar karenanya tak menutup kemungkinan pelajar sahabat akan bosan ketika mengikuti jam pembelajaran sahabat, lalu bagaimana solusi


agar pembelajaran sahabat disukai siswa-siswa dan kedatangan sahabat dinanti-nanti pelajar sahabat?


Banyak faktor sebetulnya, namun diantara faktor tersebut yaitu pemakaian specimen pembelajaran yang menyenangkan dan mampu membangun pelajar merasakan dirinya dihargai kemampuannya.


Jadi di intinya seorang pengajar mesti kreatif pada mengaplikasikan specimen pembelajaran yang tepat dan bervariasi antara bahan satu dengan bahan lainnya, kenapa?


Karena tak seluruh specimen pembelajaran tepat sasaran bagi seluruh bahan, ada kalanya terdapat bahan yang cocok diaplikasikan dengan specimen pembelajaran X namun tak cocok diaplikasikan bagi bahan lainnya.

 



Diantara specimen pembelajaran yang dapat sahabat terapkan di sekolah basic yaitu specimen Think Pair And Share (TPS) . Apa pengertian specimen TPS? Bagaimana langkah-langkahnya penerapannya? Mari kita simak penjelasan di bawah ini.

 

Strategi think pair share ini berkembang dari penelitian belajar kooperatif dan waktu tunggu. Pertama-tama kalium dikembangkan oleh Frang Lyman dan Koleganya di universitas Maryland sesuai yang dikutip Arends (1997), menyatakan bahwa think pair share adalah suatu cara yang tepat sasaran bagi membangun variasi suasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa seluruh resitasi atau diskusi membutuhkan pengaturan bagi mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan pada think pair share dapat memberi pelajar lebih banyak waktu berpikir, bagi merespon dan saling menolong. Pendidik memperkirakan hanya melengkapi penyajian singkat atau pelajar membaca fungsi, atau situasi yang menjadi tanda tanya . Kini pengajar menginginkan pelajar mempertimbangkan lebih banyak apa yang telah diterangkan dan dialami .Pendidik memilih menggunakan think-pair-share bagi membandingkan tanya jawab kelompok keseluruhan.


Strategi Think Pair and Share



  1. Pendidik menyampaikan inti bahan dan kompetensi yang ingin diperoleh.

  2. Pelajar diminta bagi berfikir mengenai bahan/permasalahan yang disampaikan pengajar.

  3. Pelajar diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing.

  4. Pendidik memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya.

  5. Berawal dari kegiatan tersebut, Pendidik mengarahkan pembicaraan di utama permasalahan dan menambah bahan yang belum diungkapkan para pelajar.


Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Think Pair and Share



  1. Memberi pelajar waktu lebih banyak bagi berfikir, menjawab, dan saling menolong satu sama lain.

  2. Meningkatkan partisipasi akan cocok bagi fungsi sederhana.

  3. Lebih banyak kesempatan bagi konstribusi masing-masing anggota kelompok.

  4. Interaksi lebih gampang.

  5. Lebih gampang dan cepat menyusun kelompoknya.

  6. Seorang pelajar pun dapat belajar dari pelajar lain serta saling menyampaikan idenya bagi didiskusikan sebelum disampaikan di depan kelas.

  7. Dapat memperbaiki rasa percaya diri dan seluruh pelajar diberi kesempatan bagi berpartisipasi pada kelas.

  8. Pelajar dapat mengoptimalkan keterampilan berfikir dan menjawab pada komunikasi antara satu dengan yang lain, serta bekerja saling menolong pada kelompok kecil.


Kekurangan Think and Sharing



  1. Membutuhkan koordinasi secara bersamaan dari beragam aktivitas.

  2. Membutuhkan perhatian khusus pada pemakaian ruangan kelas.

  3. Peralihan dari seluruh kelas ke kelompok kecil dapat menyita waktu pendidikan yang berharga. Bagi itu pengajar mesti dapat membangun perencanaan yang seksama sehingga dapat meminimalkan jumlah waktu yang terbuang.

  4. Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor.

  5. Lebih sedikit ide yang muncul.

  6. Jikalau ada perselisihan,tak ada penengah.

  7. Menggantungkan di pasangan.

  8. Jumlah pelajar yang ganjil berdampak di ketika pembentukan kelompok, karena ada satu pelajar tak mempunyai pasangan.


Karakteristik Pembelajaran Think Pair and Share


 

Ciri utama di specimen pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share yaitu tiga langkah utamanya yang dilaksanakan pada proses pembelajaran, yaitu langkah Think (berpikir secara individual), Pair (berpasangan dengan teman sebangku), dan Share (berbagi jawaban dengan pasangan lain atau seluruh kelas).



  1. Think (berfikir secara individual)


Di tahap Think, pengajar mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan pembelajaran, dan pelajar diminta bagi berpikir secara mandiri mengenai pertanyaan atau masalah yang diajukan. Di tahapan ini, pelajar sebaiknya menuliskan jawaban mereka, vishal ini karena pengajar tak dapat memantau seluruh jawaban pelajar sehingga lewat catatan tersebut pengajar dapat mengetahui jawaban yang mesti diperbaiki atau diluruskan di ahir pembelajaran.Pada menentukan batasan waktu bagi tahap ini, pengajar mesti mempertimbangkan pengetahuan basic pelajar bagi menjawab pertanyaan yang diberikan, jenis dan format pertanyaan yang diberikan, serta jadwal pembelajaran bagi setiap kalium pertemuan.


  1. Pair (berpasangan dengan teman sebangku)


Langkah kedua yaitu pengajar meminta para pelajar bagi berpasangan dan mendiskusikan mengenai apa yang telah dipikirkan. Interaksi dalam rentang waktu tijdsperiode ini dapat menghasilkan jawaban bersama kalau suatu pertanyaan telah diajukan atau penyampaian ide bersama kalau suatu isu khusus telah diidentifikasi.Biasanya pengajar mengizinkan tak lebih dari 4 atau 5 menit bagi berpasangan.


  1. Share (berbagi jawaban dengan pasangan lain atau seluruh kelas)


Di langkah ahir ini, pengajar meminta pasangan-pasangan tersebut bagi berbagi atau bekerjasama dengan kelas secara keseluruhan mengenai apa yang telah mereka bicarakan. Langkah ini akan menjadi tepat sasaran kalau pengajar berkeliling kelas dari pasangan satu ke pasangan yang lain, sehingga seperempat atau separo dari pasangan-pasangan tersebut memperoleh kesempatan bagi melapor. Langkah ini adalah penyempurnaan dari strategi sebelumnya, pada arti bahwa langkah ini menolong agar seluruh kelompok menjadi lebih memahami mengenai pemecahan masalah yang diberikan menurut penjelasan kelompok yang lain. Ontvangstruimte ini pun agar pelajar benar-benar paham ketika pengajar memberikan koreksi maupun penguatan di ahir pembelajaran.


Untuk sahabat yang ingin mengetahui lebih jelas mengenai susunan rencana pembelajaran dengan menggunakan specimen TPS silakan unduh contoh RPP dengan specimen TPS di verbinding di bawah ini :

 




Sumber https://edukafile.blogspot.com/

Contoh RPP dan Pengertian Model Pembelajaran Inquiry

Suatu pembelajaran biasanya akan lebih tepat sasaran apabila suatu pembelajaran tersebut didesain supaya menyenangkan untuk pelajar. Salah satunya yaitu dengan monster Pembelajaran Inqury. Apa monster Inquiry tersebut? bagaimana langkah-langkahnya? adakah contoh RPP dengan monster Inquiry? bagi menjawab pertanyaan tersebut mari kita simak penjelasan di bawah ini.


File Pendidikan



Pengertian monster pembelajaran inquiry


“Inkuiri yang pada bahasa inggris inquiry, berarti pertanyaan, pemeriksaan penyelidikan. Inkuiri selaku suatu proses umum yang dilakukan bagi mencari atau memahami informasi.


Menurut E. Mulyasa inquiry yaitu cara menyadari apa yang telah dialami. Aplikasi belajar mendidik ini menurut pelajar berpikir. Monster pembelajaran ini menempatkan pelajar di situasi yang melibatkan mereka di kegiatan intelektual, dan memproses pengalaman belajar menjadi sesuatu yang bermakna.


Sedangkan menurut Gulo pada bukunya Trianto mendesain monster pembelajaran inovatif progresif inquiry yaitu suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan pelajar bagi mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.


Tujuan dan manfaat monster pembelajaran inquiry


Seorang pendidik menggunakan monster pembelajaran inquiry dengan tujuan agar pelajar terangsang oleh kewajiban, dan aktif mencari serta meneliti pemecahan masalah itu sendiri, mencari sumber dan belajar bersama di pada kelompok. Diinginkan pun pelajar mampu mengemukakan pendapatnya, berdebat, menyanggah, dan memperhatikan pendapatnya, menumbuhkan sikap obyektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka dan lain sebagainya.



Tujuan pelaksanaan inquiry yaitu mengarah di peningkatan kemampuan bagus pada format kognitif, afektif, maupun psikomotor. Ontvangstruimte ini tak terlepas dari perencanaan (kurikulum) pendidikan, sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai sesuai pemilihan sistem yang dilakukan.


Manfaat diterapkannya monster pembelajaran inquiry selaku berikut :

1) Monster pembelajaran ini akan meningkat potensi intelektual pelajar. Lewat monster pembelajaran ini, pelajar diberi kesempatan bagi mencapai dan menemukan hal-hal yang saling berhubungan via pengamatan dan pengalamannya sendiri.

2) Apabila pelajar telah berhasil pada penemuannya, ia akan memperoleh kepuasan intelektual, yang dating dari diri pelajar sendiri dan adalah sebuah suatu hadiah intrinsik.

3) Belajar bagaimana menjalankan penemuan hanya dapat diperoleh secara tepat sasaran via proses menjalankan penemuan.

4) Lewat penemuan sendiri, dan menyelidiki sendiri, karenanya hasil yang diperoleh akan tahan lama pada ingatan, tak gampang dilupakan.


Macam-macam Pelaksanaan Monster Pembelajaran Inquiry


Sund dan Trow Bridge mengemukakan tiga macam monster inquiry, selaku berikut :


1) Guide Inquiry (Inquiry terbimbing)

Pembelajaran inquiry terbimbing yaitu suatu monster pembelajaran inquiry yang pada pelaksanaannya pendidik menyediakan bimbingan atau pedoman cuku luas kepada pelajar. Sebahagian perencanaannya dibuta oleh pendidik , pelajar tak merumuskan problem atau masalah. Pada pembelajaran inkuiri terbimbing pendidik tak melepas seperti itu saja kegiatankegiatan yang dilakukan oleh pelajar. Pengajar mesti memberikan pengarahan dan bimbingan kepada pelajar pada menjalankan kegiatan-kegiatan sehingga pelajar yang berifikir lambat atau pelajar yang mempunyai intelegensi rendah tetap mampu mengikuti kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan dan pelajar mempunyai tinggi tak memonopoli kegiatan oleh karena itu pendidik mesti mempunyai kemampuan mengelola kelas.


Inquiry terbimbing biasanya digunakan terutama untuk siswa-siswa yang belum berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri.Di tahap-tahap awal pendidikan diberikan bimbingan lebih banyak yaitu berupa pertanyaan-pertanyaan pengarah agar pelajar mampu menemukan sendiri arah dan tindakan-tindakan yang mesti dilakukan bagi memecahkan permasalahan yang disodorkan oleh pendidik. Pertanyaan pertanyaan pengarah selain dikemukakan seketika oleh pendidik pun diberikan via pertanyaan yang dikerjakan pada LKS. Oleh karena itu LKS dikerjakan khusus bagi membimbing pelajar pada menjalankan percobaan menarik kesimpulan..


Baca pun : RPP K13 Revisi 2018 terbaru tahun ajaran 2019/2020
 



2) Modified Inquiry ( inquiry yang dimodifikasi)


Monster pembelajaran inkuiri ini mempunyai ciri yaitu pendidik hanya memberikan permasalahan tersebut via pengamatan, percobaan, atau prosedur penelitian bagi memperoleh jawaban. Disamping itu , pendidik adalah sebuah nara sumber yang tugasnya hanya memberikan bantuan yang diperlukan bagi menghindari kegagalan pada memecahkan masalah.


3) Free Inquiry (inquiry bebas)


Di monster ini pelajar mesti mengidentifikasikan dan merumuskan macam problema yang dipelajari dan dipecahkan. Jenis monster inkuiri ini lebih bebas daripada kedua jenis inquiry sebelumnya.



d. Proses Monster Pembelajaran Inquiry


Mengingat belajar proses untuk pelajar pada membangun pemahaman atau gagasan sendiri, karenanya kegiatan pembelajaran hendaknya memberikan kesempatan kepada pelajar bagi menjalankan salon itu secara tanpa hambatan dan termotivasi. Suasana belajar yang diciptakan pendidik mesti melibatkan pelajar secara aktif : mengamati, bertanya, mempertanyakan, menjelaskan, dan sebagainya. Situasi seperti itu betul-betul cocok dengan sistem inquiry yangmemberikan kesempatan untuk pelajar bagi mencari dan menemukan konsep konsep sendiri. Pembelajaran inquiry adalah sebuah kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan pelajar bagi mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia, atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.


Keunggulan dan Kelemahan Monster Pembelajaran inquiry


Cara inquiry mempunyai kelebihan dan kelemahan. Adapun keunggulan sistem inquiry yaitu selaku berikut :

1) Mendorong pelajar berpikir secara ilmiah pada setai pemecahan masalah yang dihadapi

2) Menolong pada menggunakan ingatan, dan transfer pengetahuan di situasi proses pendidikan

3) Mendorong pelajar bagi berfikir kreatif dan intuitif, dan bekerja atas basic inisiatif sendiri

4) Menumbuhkan sikap obyektif, jujur dan terbuka

5) Situasi proses belajar mendidik menjadi hidup dan dinamis


Inquiry menyediakan pelajar beranekaragam pengalaman konkrit dan pembelajaran aktif yang mendorong dan memberikan ruang dan peluang kepada pelajar bagi mengambil inisiatif pada memaksimalkan keterampilan pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan penelitian sehingga memungkinkan mereka menjadi seorang yang belajar sepanjang hayat.


Inquiry melibatkan komunikasi yang berarti terdapat pada satu ruang, peluang dan tenaga untuk pelajar bagi mengajukan pertanyaan dan pandangan yang logis, obyektif dan bermakna, dan bagi melaporkan hasil-hasil kerja pelajar. Pembelajaran inquiry memungkinkan pendidik belajar mengenai siapakah pelajar mereka, apa yang pelajar ketahui, dan bagaimana pikiran pelajar pada bekerja, sehingga pendidik dapat menjadi fasilitator yang lebih tepat sasaran berkat adanya pemahaman pendidik mengenai pelajar mereka.


Di samping mempunyai beberapa keunggulan, sistem inquiry pun mempunyai kelemahan. Berikut ini kelemahan sistem inquiry :

1) Memerlukan perencanaan yang teratur dan matang. Untuk pendidik yang terbiasa dengan cara tradisional, adalah sebuah beban yang memberatkan

2) Pelaksanaan pendidikan via sistem ini, dapat memakan watu yang lumayan panjang. Apalagi proses pemecahan masalah itu memerlukan pembuktian secara ilmiah

3) Proses jalannya inquiry akan menjadi terhambat, apabila pelajar telah terbiasa cara belajar “nrimo” tanpa kritik dan pasif apa yang diberikan oleh gurunya

4) Tak seluruh bahan pembelajaran mengandung masalah. Akan tetapi justru memerlukan pengulangan dan penanaman nilai. Misalnya di pendidikan agama, mengenai keimanan, ibadah dan akhlak.


Melihat kelemahan tersebut di atas, karenanya para pendidik dituntut bagi benar-benar menguasai konsep basic serta pandai merangsang atau memberikan motivasi kepada pelajar. Tujuan yang dinginkan mesti benarbenar jelas serta pendidik dituntut bagi memberi pertanyaan-pertanyaan yang bersifat mengarahkan di tujuan. Diperlukan kombinasi pada pembelajarannya yaitu pendidik tak sepenuhnya melepas pelajar bagi menemukan konsep sendiri, melainkan dapat dikolaborasikan dengan teman; bagi mengantisipasi kelas besar, karenanya tenaga pendidik mesti disesuaikan dengan kondisi pelajar, bagus dari segi kualitas maupun kuantitasnya.


Di sistem inquiry yang dipelajari pelajar adalah sebuah salon baru, belum dipahami sebelumnya. Oleh karena itu beberapa instruksi atau pedoman perlu diberikan kepada pelajar apabila mereka belum mampu menunjukkan ide atau gagasan. Pada menemukan konsep yang dipelajari, sebaiknya pelajar tak tersesat atau merasa kesulitan. Bimbingan tersebut dapat dimulai dengan mengajukan beberapa pertanyaan dan dengan memberikan sedikit informasi secara singkat.


bagi contoh RPP silakan unduh di verbinding di bawah ini :



Sumber https://edukafile.blogspot.com/

Contoh RPP dengan Model Pembelajaran Take And GIve

File Pendidikan

Pada kegiatan belajar mendidik, diantara yang mesti di capai yakni tujuan pembelajaran yang terdapat pada rencana pelaksanaan pembelajaran. Terdapat beragam macam cara yang dapat meningkatkan kesuksesan kegiatan belajar mendidik. salah satunya dengan menggunakan specimen pembelajaran.


di postingan kalium ini, akan di bahas specimen pembelajaran Take and Give. melingkupi pengertian, strategi, kelebihan serta kekurangan dilengkapi dengan contoh RPP dengan menggunakan specimen Take and Give.


baca pun : contoh RPP dengan model NHT


Take and Give secara bahasa berarti “saling membagi dan menerima”. vishal itu senada dengan pendapat Huda (2013, hlm.241) Take and Give adalah specimen pembelajaran yang didukung oleh penyajian gegevens yang diawali dengan pemberian kartu kepada pelajar. didalam kartu, ada catatan yang mesti dikuasai atau dihafal masing-masing peserta didik. Peserta didik kemudian mencari pasangannya masing-masing untuk bertukar pengetahuan sesuai dengan apa yang didapatstellingnya di kartu, ladelu kegiatan pembelajaran diakhiri denngan mengevaluasi peserta didik dengan menanyakan pengetahuan yang mereka miliki dan pengetahuan yang mereka terima dari pasangannya. Beberapa ahli percaya bahwa suatu mata pembelajaran benar-benar dikuasai banyak, apabila peserta didik mampu mengajarkannya di peserta didik yang lain.


 Prototype Pembelajaran menerima dan memberi (Take and Give) adalah specimen pembelajaran yang mempunyai sintaks, menuntut pelajar mampu memahami bahan pembelajaran yang diberikan  pendidik dan teman sebayanya (pelajar lain). 
Kelebihan: 



  • Pelajar akan lebih cepat memahami penguasaan bahan dan informasi karena memperoleh informasi dari pendidik dan pelajar yang lain.



  • Dapat menghemat waktu pada pemahaman dan  penguasaan pelajar akan informasi. 


Kelemahan:




  • Bila informasi yang disampaikan pelajar kurang tepat (salah) karenanya informasi yang diterima pelajar lain pun akan kurang tepat. 


 sebelum melaksankan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan specimen  Take and Give  siapkan terlebih dahulu kartu yang berisi nama pelajar, bahan didik dan nama yang diberi informasi. contoh kartu dapat dilihat di gambar di bawah :


File Pendidikan

 

Pada mengerjakan sistem take and give ini ada beberapa yang langkah yang mesti dilakukan oleh pendidik  yaitu :



  1. Siapkan kelas dari yang mestinya.

  2. Jelaskan bahan sesuai topik menit.

  3. Bagi memantapkan penguasaan peserta, tiap pelajar diberi masing-masing satu kartu bagi dipelajari (dihapal) kurang lebih 5 menit.

  4. Segala pelajar disuruh berdiri dan mencari pasangan bagi saling menginformasikan bahan sesuai kartu masing-masing. Tiap pelajar mesti mencatat nama pasangannya di kartu control.

  5. Demikian seterusnya hingga tiap peserta dapat saling memberi dan menerima bahan masing-masing.

  6. Bagi mengevaluasi kesuksesan, berikan pelajar pertanyaan yang sesuai dengan kartunya (kartu orang lain).

  7. Strategi ini dapat dimodifikasikan sesuai keadaan.

  8. Kesimpulan.


sumber : http://filependidikan.informatie/rmasi/contoh-rpp-model-numbered-heads 


 

bagi lebih jelas nya silakan unduh contoh RPP dengan specimen pembelajaran Take and Give di listig di bawah ini :

 










Sumber https://edukafile.blogspot.com/

Contoh RPP Model Numbered Heads Together (NHT) dan Langkah-Langkahnya

File Pendidikan



Diantara masalah yang dihadapi pada dunia pendidikan di Indonesia yaitu lemahnya proses pembelajaran. Proses pembelajaran di sekolah kurang meningkatkan kreatifitas pelajar. Masih banyak tenaga pendidik yang menggunakan cara konvensional secara monoton pada kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga suasana belajar terkesan kaku dan suasana pembelajaran menjadi tak kondusif sehingga pelajar menjadi pasif dan keaktifan hanya didominasi oleh seorang pengajar


Dikala ini apakah sahabat bekerja selaku pengajar atau pendidik? Sekiranya iya cobalah sahabat sekilas mengenang masa-masa ketika sahabat masih duduk dibangku sekolah, bagus SD, SMP maupun SMA.




Pernahkah sahabat merasa bosan dikala sahabat mengikuti jam pembelajaran dikelas sahabat? Mungkin sahabat merasa tertekan? Atau mungkin sahabat sulit menerima bahan pembelajaran dikelas dikala pengajar sahabat sedang memeri bahan?

Sekarang ini cobalah sahabat berfikir, apakah pelajar sahabat merasakan ontvangstruimte yang sama dengan yang sahabat rasakan tersebut? Gampang-mudahan siswa-siswa sahabat tak merasakan hal-hal negatif dikala Proses pembelajaran yang sahabat laksanakan berlangsung.


Namun perlu sahabat ketahui apabila sahabat dikala menyampaikan bahan menggunakan monster pembelajaran yang tak disukai pelajar karenanya tak menutup kemungkinan pelajar sahabat akan bosan dikala mengikuti jam pembelajaran sahabat, lalu bagaimana solusi


agar pembelajaran sahabat disukai siswa-siswa dan kedatangan sahabat dinanti-nanti pelajar sahabat?


Banyak faktor sesungguhnya, namun diantara faktor tersebut yaitu pemakaian monster pembelajaran yang menyenangkan dan mampu merancang pelajar merasakan dirinya dihargai kemampuannya.


Jadi di intinya seorang pengajar mesti kreatif pada menggunakan monster pembelajaran yang tepat dan bervariasi antara bahan satu dengan bahan lainnya, kenapa?


Karena tak segala monster pembelajaran tepat sasaran bagi segala bahan, ada kalanya terdapat bahan yang cocok dipakai dengan monster pembelajaran X namun tak cocok dipakai bagi bahan lainnya.



Diantara monster pembelajaran yang dapat sahabat terapkan di sekolah mendasar yaitu monster Number Head Together (NHT) atau monster  Kepala Bernomor Terstruktur. Apa pengertian monster NHT? Bagaimana langkah-langkahnya penerapannya? Mari kita simak penjelasan di bawah ini.


A.    Pengertian Prototype NHT

Kepala bernomor terstruktur adalah diantara dari cara kooperatif learning yang adalah pengembangan dari cara Number Head Together. Pembelajaran kooperatif itu sendiri bergantung di kelompok-kelompok kecil si pelajar. Meskipun isi dan pedoman yang diberikan oleh pengajar mencirikan bagian dari pendidikan, namun pembelajaran kooperatif secara berhati-hati menggabungkan kelompok-kelompok kecil sehingga anggota-anggotanya dapat bekerja bersama-sama bagi memajukan pembelajaran dirinya dan pembelajaran satu sama lainnya. Masing-masing anggota kelompok bertanggung jawab bagi mempelajari apa yang disajikan dan menolong teman anggotanya bagi belajar. Ketika kerja sama ini berlangsung tim menjadikan atmosfir pencapaian dan berikutnya pembelajaran ditingkatkan (Karen L Medsker and Kristina M, Holdworth. 2016 :287)


Menurut Muhammad Nur (2005) monster pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) di dasarnya adalah sebuah variasi diskusi kelompok dengan ciri khasnya yaitu pengajar hanya menunjuk seorang pelajar yang mewakili kelompoknya tanpa memberitahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompoknya tersebut. Sehingga cara ini menjamin keterlibatan total segala pelajar. Cara ini upaya yang amat bagus bagi meningkatkan tanggung jawab individual pada pada diskusi kelompok. Namun adapun perbedaan yang mendasar antara kedua monster ini yaitu, Di pembelajaran Numbered Heads Together Structure ini, pelajar dikelompokkan dengan diberi nomor dan setiap nomor mendapat kewajiban berbeda dan nantinya dapat bergabung dengan kelompok lain yang bernomor sama bagi bekerjasama. Sedangkan Numbered Heads Together, pengajar hanya memanggil diantara pelajar bagi masuk kedepan dan melaporkan hasil kerjasama kelompoknya.


Prototype pembelajaran kepala Bernomor Struktur diartikan selaku sebuah monster belajar dimana para pelajar dibentuk menjadi beberapa kelompok kecil dan diberikan nomor, masing-masing nomor pelajar tersebut diberikan kewajiban yang tak sama dan nantinya setiap pelajar yang nomornya sama dapat bergabung dengan kelompok lain bagi menjalankan kerja sama.


Prototype NHT mempunyai tiga tujuan yang diinginkan tercapai pada pembelajaran seperti yang dikemukakan oleh Muhammad Nur (2005), yaitu :

1)    Hasil belajar akademik struktural, ini bertujuan bagi meningkatkan daya kerja pelajar pada tugas-tugas akademik,

2)  Pengakuan adanya keragaman, ini bertujuan agar pelajar dapat menerima teman-temannya pada tugas-tugas akademik.

3)      Pengembangan keterampilan social, ini bertujuan bagi memaksimalkan keterampilan sosial pelajar.


Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi kewajiban, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja sama pada kelompok dan sebagainya.


Menurut Lie (1999) pembelajaran ini mendorong pelajar bagi meningkatkan semangat kerja sama mereka. Tekni ini dapat diberikan di segala mata pembelajaran dan beraneka tingkat usia.


B.     Strategi Penerapan Prototype Pembelajaran Numbered Heads Together Structure

Apabila sahabat ingin mempraktikan monster pembelajaran ini, karenanya sahabat dapat mengikuti strategi pada monster pembelajaran kepala bernomor struktur berikut ini :

1)      Pengajar menjelaskan tujuan pembelajaran

2)    Pengajar menyusun pelajar menjadi beberapa kelompok, dan masing-masing pelajar pada setiap kelompoknya diberikan nomor

3)      Pengajar memberikan kewajiban bagi segala pelajar sesuai dengan nomor yang dimiliki pelajar, dan kewajiban tersebut berangkai. Selaku Contoh : pelajar yang mempunyai nomor satu bertugas bagi mencatat soal. Pelajar yang mempunyai nomor dua bertugas bagi mengerjakan soal dan pelajar yang mempunyai nomor tiga bertugas bagi melaporkan hasil kegiatan semacam itu seterusnya

4)      Pengajar dapat menyuruh pelajar kerja sama antar kelompok apabila ontvangstruimte tersebut dipandang perlu, adapun teknisnya yaitu pelajar disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa pelajar yang mempunyai nomor yang sama dari keompok lain. Di wetsartikel kalium ini para pelajar dengan kewajiban yang sama diberikan keleluasaan bagi dapat saling menolong ataupun mencocokan hasil kerjasama yang telah mereka lakukan.

5)      Melaporkan hasil kerja kelompok dan pemberian respon dari kelompok yang lain

6)      Kesimpulan


Namun seperti yang telah dipaparkan di atas, tak segala monster pembelajaran sesuai dengan bahan pembelajaran tertentu. Prototype pembelajaran NHT pun mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari monster NHT antara lain :

1)      Setiap pelajar menjadi siap segala.

2)      Dapat menjalankan diskusi dengan sungguh-sungguh.

3)      Memaksimalkan rasa saling mempunyai dan kerjasama.

4)      Dapat bertukar pikiran dengan pelajar yang lain.

5)      Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi

6)      Menghilangkan kesenjangan antara yang pintar dengan tak pintar.

Sedangkan kekurangannya antara lain :

1)      Pengajar tak mengetahui kemampuan masing-masing pelajar.

2)      Waktu yang dibutuhkan semestinya banyak.

3)      Ada pelajar yang takut diintimidasi bila Memberi nilai jelek kepada anggotanya (bila kenyataannya pelajar lain kurang mampu menguasai bahan)

4)      Ada pelajar yang mengambil jalan pintas dengan meminta tolong di temannya bagi mencarikan jawabnya, akibatnya mengurangi poin di pelajar yang menolong dan dibantu .

5)      Apabila di satu nomer kurang maximal mengerjakan tugasnya, tentu saja mempengaruhi kegiatan pemilik kewajiban lain di nomer berikutnya.


Untuk sahabat yang ingin mengetahui lebih jelas mengenai susunan rencana pembelajaran dengan menggunakan monster NHT silakan unduh contoh RPP dengan monster NHT di listig di bawah ini :


RPP I 
RPP 2
RPP 3




Sumber : 





Sumber https://edukafile.blogspot.com/

Top