Maya Blog: Pendidikan
Showing posts with label Pendidikan. Show all posts
Showing posts with label Pendidikan. Show all posts

Contoh RPP K13 Revisi 2018 Dengan Model Examples Non Examples


File Pendidikan   Diantara fungsi pengajar selain mendidik yakni merencanakan kegiatan belajar mendidik di kelasnya. Setiap pengajar di tuntut bagi membangun sebuah perencanaan pembelajaran yang disesuaikan dengan perubahan perilaku dan kondisi pelajar serta lingkungannya. Apalagi memasuki zaman pembelajaran abad 21 dimana pengajar pun dituntut bagi menguasai teknologi guna menolong kegiatan belajar mengajarnya.


Ada beberapa faktor yang dapat mendukung kesuksesan pengajar pada kegiatan belajar mendidik. Salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat.


Kali ini saya akan membahas dan membagikan contoh RPP dengan model Example non example. apakah model example non example itu? bagaimana langkah-langkahnya? serta bagaimana kekurangan dan kelebihannya? mari kita pelajari bersama.


baca pun : model pembelajaran talking stick


PENGERTIAN MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE


Model Example non Example yakni strategi pembelajaran yang menggunakan media gambar pada penyampaian bahan pembelajaran yang bertujuan mendorong pelajar bagi belajar berfikir kritis dengan jalan memecahkan permasalahan-permasalahan yang terkandung pada contoh-contoh gambar yang disajikan.


Menurut Buehl (1996) pada Apariani dkk, (2010:20) menjelaskan bahwa examples non examples yakni taktik yang dapat digunakan bagi mengajarkan definisi konsep. Taktik ini bertujuan bagi mempersiapkan pelajar secara cepat dengan menggunakan 2 hal yang terdiri dari examples dan non examples dari suatu definisi konsep yang terdapat dan meminta pelajar bagi mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep yang terdapat. Examples memberikan sekilas akan sesuatu yang menjadi contoh akan suatu bahan yang sedang dibahas, sedangkan non examples memberikan sekilas akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu bahan yang sedang dibahas.


Model Pembelajaran Examples non Examples menggunakan gambar selaku media pembelajaran. Media gambar adalah diantara alat yang digunakan pada proses belajar mendidik yang dapat menolong mendorong pelajar lebih melatih diri pada mengoptimalkan pola pikirnya. Dengan memakai media gambar diinginkan pada pembelajaran dapat bermanfaat secara fungsional untuk segala pelajar. Sehingga pada kegiatan pembelajaran pelajar diinginkan akan aktif dan semangat bagi belajar.


baca pun : model pembelajaran Make a Match


Langkah-Langkah Model Pembelajaran Examples Non Examples
      Menurut (Agus Suprijono, 2009 : 125) Langkah – langkah model pembelajaran  

     Examples Non Examples, diantaranya :   
    1. Pendidik mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.


        Gambar-gambar yang digunakan pastinya adalah gambar yang relevan dengan 

        bahan yang dibahas sesuai dengan Kompetensi Basic.

    2. Pendidik menempelkan gambar di papan atau ditayangkan via LCD/OHP/In Focus

        Di tahap ini Pendidik dapat meminta bantuan pelajar bagi mempersiapkan gambar 

        dan menyusun kelompok pelajar.

    3. Pendidik memberi pedoman dan kesempatan kepada peserta didik bagi memperhatikan/
        menganalisa  gambar.
        Peserta didik diberi waktu melihat dan menelaah gambar yang disajikan secara 
        seksama agar detil gambar dapat dimengerti oleh peserta didik, dan pengajar pun memberi
        penjelasan mengenai gambar yang diamati.
    4. Lewat diskusi kelompok 2-3 orang pelajar, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut
         diarsipkan di kertas. 
         Kertas yang digunakan sebaiknya disediakan pengajar.
    5. Tiap kelompok diberi kesempatan bagi membacakan hasil diskusinya.
        dilatih peserta didik bagi menjelaskan hasil diskusi mereka via perwakilan
        kelompok masing-masing.
    6. Mulai dari komentar/hasil diskusi peserta didik, pengajar mulai menjelaskan bahan sesuai
          dengan tujuan yang ingin diperoleh.
    7. Pendidik dan peserta didik menyimpulkan bahan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE

Kelebihan :


Menurut Buehl (Depdiknas, 2007:219) mengemukakan keuntungan sistem example non example antara lain:


  • Pelajar pergi dari satu definisi yang berikutnya digunakan bagi memperluas pemahaman konsepnya dengan lebih mendalam dan lebih kompleks.

  • Pelajar terlibat pada satu proses discovery (penemuan), yang mendorong mereka bagi membangun konsep secara progresif via pengalaman dari example dan non example

  • Pelajar diberi sesuatu yang berlawanan bagi mengeksplorasi karakteristik dari suatu konsep dengan mempertimbangkan bagian non example yang dimungkinkan masih terdapat beberapa bagian yang adalah suatu karakter dari konsep yang telah dipaparkan di bagian example.


Keunggulan lainnya pada model pembelajaran examples non examples diantaranya :


  • Pelajar lebih berfikir kritis pada menganalisa gambar yang relevan dengan Kompetensi Basic (KD)

  • Pelajar mengetahui program dari bahan berupa contoh gambar yang relevan dengan Kompetensi Basic (KD)

  • Pelajar diberi kesempata mengemukakan pendapatnya yang mengenai analitik gambar yang relevan dengan Kompetensi Basic (KD)


Tennyson dan Pork (Slavin, 2002) menyarankan bahwa kalau pengajar akan menyajikan contoh dari suatu konsep karenanya ada tiga hal yang seharusnya diperhatikan, yaitu:


  • Urutkan contoh dari yang gampang ke yang sulit. 

  • Pilih contoh-contoh yang berbeda satu sama lain. 

  • Bandingkan dan bedakan contoh-contoh dan bukan contoh.


Pengaruh instruksional dan akibat pengiring yang dimiliki model pembelajaran Examples Non Examples. Pengaruh instruksional yakni akibat yang terlihat setelah kegiatan pembelajaran. Sedangkan akibat pengiring yakni damapak yang tak seketika terlihat, akan tetapi mengiringi akibat instruksional. Di pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Examples Non Examples akibat instruksionalnya yakni pelajar menjadi lebih aktif, berani mengemukakan pendapat atau gagasannya sendiri, aktif berdiskusi, dapat belajar dari pengamatan sendiri. Pengaruh pengiringnya yakni pelajar mampu meningkatkan kerjasama secara kooperatif bagi bahan yang ditugaskan, bertanggung jawab, berusaha memahami bahan dengan bagus, dan meningkatkan kemampuan pelajar pada memecahkan masalah

Kelemahan :


Ada dua kelemahan pada menggunakan model Examples Non Examples, diantaranya : 

1)        Tak segala bahan dapat disajikan pada format gambar.       

2)        Memakan waktu yang banyak.


 


Contoh RPP dengan model Examples non Examples yang saya share saya peroleh ketika pelatihan PPG di ULM Banjarmasin. Untuk teman-teman yang ingin mengunduh contoh RPP dengan model Examples non Examples dapat di unduh di tautan di bawah ini :



File Pendidikan

sumber : info dunia pendidikan, Rien Suciati, Ira Wartiadi





Sumber https://edukafile.blogspot.com/

RPP Matematika Kelas 6 K13 Revisi 2018 Terbaru Untuk Tahun Ajaran 2019/2020


File Pendidikan

RPP Matematika Kelas 6 SD/MI  Kurikulum 2013 Revisi 2018, bagi semester ganjil dan genap tentu benar-benar dibutuhkan oleh pengajar kelas 6. Menyikapi hal tersebut, blog Membangun Inspirasi via postingan kali ini akan membagikan RPP matematika kelas 6 yang dapat di unduh secara tidak dipungut bayaran.



RPP adalah kepanjangan Rencana Bahan Pembelajaran. Bahan ini ialah pegangan untuk seorang pengajar dikala mendidik siswanya, bagus di pada kelas maupun di luar kelas. Tujuan perancangan RPP ini sendiri ialah bagi dijadikan pedoman agar pada mendidik pengajar dapat menyesuaikan sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Mendasar (KD) di hari tersebut.


RPP matematika kelas 6 kurikulum 2013 revisi 2018 ini telah sesuai dengan Permendikbud No 24 Tahun 2016. RPP terbaru ini di dalamnya mengandung KI1, KI2, KI3 dan KI4,  dimana tujuanya ialah bagi menumbuhkan sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan para pelajar.

Di dasarnya RPP Matematika kelas 6 Kurikulum 2013 revisi 2018 ini sebetulnya adalah RPP Matematika kelas 6 K13 revisi 2017, yang dapat dijadikan rujukan bagi merancang RPP matematika kelas 6 tahun pembelajaran 2018/2019.

RPP Matematika Kelas 6 K13 Revisi 2018 telah dilengkapi dengan subtema di setiap temanya. Bapak dan ibu pengajar dapat mengunduhnya, dengan cara klik tulisan unduh di judul RPP yang diinginkan. Adapun Daftar RPP yang dimaksud ialah selaku berikut :

RPP Matematika Kelas 6 K13 Revisi 2018 Semester 1 Unduh 


Demikianlah RPP Matematika Kelas 6 Kurikulum 2013 Revisi 2018 yang dapat kami share. Jikalau bermanfaat silahkan share agar semakin banyak teman-teman kita yang dapat merasakan manfaatnya.



Sumber https://edukafile.blogspot.com/
Komponen Dan Prinsip-Prinsip Penyusunan Rpp

Komponen Dan Prinsip-Prinsip Penyusunan Rpp

Komponen dan Prinsip-Prinsip Penyusunan RPP


1. Komponen RPP
. Pembelajaran di hakikatnya merupakan proses yang ditata dan diatur sedemikian rupa merujuk pada langkah-langkah tertentu supaya pada pelaksanaannya sanggup mencapai hasil yang diinginkan. Penataan dan pengaturan tersebut dituangkan pada format perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran memperkirakan atau memproyeksikan mengenai tindakan apa yang akan dilakukan di ketika pelaksanaan aktifitas pembelajaran. Mungkin saja pada pelaksanaannya tak seperti itu persis menyerupai apa yang telah direncanakan, alasannya yakni proses pembelajaran itu sendiri bersifat situasional. Namun, apabila perencanaan telah disusun secara matang, karenanya proses dan alhasil tak akan terlalu jauh dari apa yang telah direncanakan (Niron, 2009).


Rencana pembelajaran menggambarkan mekanisme dan pengorganisasian aktifitas pembelajaran yang akan dilakukan buat mencapai suatu kompetensi mendasar (KD) yang telah ditetapkan pada standar isi (SI) dan dijabarkan pada RPP. RPP disusun buat setiap KD yang sanggup dilaksanakan pada satu kalium pertemuan atau lebih merujuk pada jadwal semester dan jadwal tahunan sekolah. Dengan memakai RPP, pembelajaran diperlukan sanggup terealisasi secara terprogram dan sistematis (Dewi, 2013).



Komponen-komponen RPP lebih rinci dan lebih spesifik diperbandingkan dengan komponen-komponen pada silabus. Format RPP yang dikembangkan di banyak sekali tempat atau sekolah mungkin berbeda-beda, tetapi isi dan prinsipnya seharusnya sama. Merujuk pada Peraturan Menteri No. 41 tahun 2007, RPP tertata atas beberapa komponen yakni identitas mata pembelajaran, SK, KD, indikator pencapaian, tujuan pembelajaran, bahan didik, alokasi waktu, sistem pembelajaran, penilaian hasil belajar, sumber belajar, serta aktifitas pembelajaran yang melingkupi aktifitas pendahuluan, aktifitas inti, dan aktifitas epilog (Dewi, 2013).


Komponen-komponen RPP merujuk pada Lestari (2013) diuraikan sebaga berikut:
1. Identitas mata pembelajaran
2. Standar kompetensi
3. Kompetensi mendasar
4. Tujuan pembelajaran
5. Indikator pencapaian kompetensi
6. Alokasi waktu
7. Sumber belajar
8. Bahan didik
9. Cara pembelajaran
10. Kegiatan pembelajaran



  • a. Kegiatan pendahuluan

  • b. Kegiatan inti

  • c. Kegiatan penutup


11. Penilaian hasil belajar


2. Prinsip-prinsip Penyusunan RPP


Prinsip-prinsip penyusunan RPP mesti sesuai dengan Peraturan Menteri No.41 tahun 2007 mengenai standar proses yaitu:



  1. Memperhatikan perbedaan persoon akseptor didik;

  2. Mendorong partisipasi aktif akseptor didik;

  3. Mengoptimalkan budaya membaca dan menulis;

  4. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut;

  5. Mengakomodasi keterkaitan dan keterpaduan KD, keterkaitan dan keterpaduan bahan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, sumber belajar, aktifitas pembelajaran, dan penilaian pada satu keutuhan pengalaman belajar;

  6. Mengakomodasi pembelajaran tematik terpadu, keterpaduan lintas mata pembelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya;

  7. Mengaplikasikan teknologi informasi dan komunikasi (Dewi, 2013).


Sedangkan merujuk pada Niron (2009), efektifitas RPP betul-betul dipengaruhi oleh beberapa prinsip perencaaan pembelajaran:



  1. Perencanaan pembelajaran mesti merujuk pada kondisi akseptor didik.

  2. Perencanaan pembelajaran mesti merujuk pada kurikulum yang berlaku.

  3. Perencanaan pembelajaran mesti memperhitungkan waktu yang terdapat.

  4. Perencanaan pembelajaran mesti merupakan urutan aktifitas pembelajaran yang sistematis.

  5. Perencanaan pembelajaran jikalau perlu dilengkapi dengan lembaran kerja/kewajiban dan atau lembar observasi.

  6. Perencanaan pembelajaran mesti bersifat fleksibel.

  7. Perencanaan pembelajaran mesti merujuk pada di pendekatan sistem yang mengutamakan keterpaduan antara tujuan/kompetensi, bahan, aktifitas mencar ilmu dan evaluasi.


Merujuk pada uraian tersebut sanggup dipahami bahwa ada beberapa prinsip penyusunan RPP yang mesti ditaati supaya tujuan aktifitas pembelajaran sanggup tercapai yaitu: (a). Merujuk pada kurikulum yang berlaku, (b). Memperhatikan karakteristik atau kondisi akseptor didik, (c). Mendorong partisipasi aktif akseptor didik, (d). Mengoptimalkan budaya membaca dan menulis, (e). Memperhitungkan waktu yang terdapat, (f). Dilengkapi dengan lembaran kerja/kewajiban dan atau lembar observasi, (g). Mengakomodasi keterkaitan dan keterpaduan, (h). Memberikan umpan balik dan tindak lanjut, (i). Mengaplikasikan teknologi informasi dan komunikasi.


Prinsip-prinsip tersebut mesti dijadikan landasan pada penyusunan RPP. Selain itu, secara simpel pada penyusunan RPP, seorang pengajar mesti telah menguasai bagaimana menjabarkan kompetensi mendasar menjadi indikator, bagaimana pada menentukan bahan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi mendasar, bagaimana menentukan alternatif sistem mendidik yang dianggap paling sesuai buat mencapai kompetensi mendasar, dan bagaimana membuatkan penilaian proses dan hasil belajar.
Sumber https://www.eurekapendidikan.com



Sumber https://edukafile.blogspot.com/

Langkah-Langkah Penyusunan Rpp

Langkah-langkah Penyusunan RPP


RPP dijabarkan dari silabus buat mengarahkan aktivitas pembelajaran penerima didik pada upaya mencapai KD. Setiap pendidik di satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara komplit dan sistematis.


Pada menyusun programma pelaksanaan pembelajaran sanggup ditempuh langkah-langkah selaku berikut (Niron, 2009):

1.    Mengisi kolom identitas

2.    Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan buat pertemuan yang telah ditetapkan

3.    Menentukan SK, KD, dan Indikator yang akan digunakan yang terdapat di silabus yang telah

      disusun.

4.    Merumuskan tujuan pembelajaran menurut SI, KD, dan Indikator yang telah ditentukan

       (lebih rinci dari KD dan Indikator. Di Kurikulum 2013 rumusan indikator sama dengan tujuan

       pembelajaran, alasannya yakni indikator telah betul-betul rinci sehingga tak sanggup dijabarkan lagi).


File Pendidikan


Rumusan tujuan pembelajaran tak menimbulan penafsiran ganda. Tujuan instruksional pembelajaran sebaiknya dinyatakan pada format ABCD, artinya:

A= Audience yakni penerima didik yang akan belajar.

B= Behaviour yakni sikap yang sanggup diamati. 

C= Condition yakni persyaratan yang mesti dipenuhi   biar sikap yang dibutuhkan sanggup tercapai.

D= Degree yakni tingkat penampilan atau kesuksesan yang sanggup diterima. Sekiranya tak ada degree

      pada tujuan pembelajaran karenanya tak dapa diketahui apakah penerima didik telah mencapai

      kompetensi seprti yang terdapat pada tujuan pembelajaran.

Pada menyusun indikator pencapaian kompetensi memakai kata kerja operational.


5.    Mengidentifikasi bahan asuh menurut bahan utama/pembelajaran yang terdapat pada

       silabus. Bahan asuh merupakan uraian dari bahan utama/pembelajaran.

6.    Menentukan cara pembelajaran yang akan digunakan

7.    Merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari aktivitas pendahuluan, inti, dan

       penutup. Langkah-langkah pembelajaran berupa rincian skenario pembelajaran yang

       mencerminkan penerapan taktik pembelajaran termasuk alokasi waktu setiap tahap.


a.    Tahap Pendahuluan, meliputi:

1)    Orientasi, merupakan aktivitas memusatkan perhatian penerima didik di bahan yang akan

       dibelajarkan dengan cara memperlihatkan benda yang menarik, memperlihatkan ilustrasi, membaca

        isu di surat kabar, menampilkan slide animasi, fenomena alam, fenomena sosial, atau lainnya.

2)    Apersepsi, merupakan aktivitas memperlihatkan persepsi awal kepada penerima didik ihwal bahan

        yang akan diajarkan.

3)    Memotivasi, pendidik memperlihatkan citra manfaat mempelajari bahan yang akan diajarkan.

4)    Pemberian referensi, berkaitan dengan kajian ilmu yang akan dipelajari, pola sanggup berupa

        klarifikasi bahan utama dan uraian bahan pembelajaran secra garis esar, pembagian kelompok

        belajar, klarifikasi mekanisme pelaksanaan pengalaman berguru sesuai dengan rencana

        langkah-langkah pembelajaran.


b.    Tahap Inti

Meliputi: penggunakan monster pembelajaran, cara pembelajaran, media pembelajaran dan sumber berguru yang ddisesuaikan dengan karakteristik penerima didik dan mata pembelajaran.


c.    Tahap Penutup

Meliputi:

1)    Memberikan umpan balik kepada proses dan hasil pembelajaran

2)    Memberikan tindak lanjut pada wujud pinjaman kewajiban, bagus kiprah individual atau kelompok

3)    Menginformasikan programma egiatan pembelajatan yang akan dilakukan dipertemuan berikutnya.

8.    Menentukan alat/bahan/ sumber berguru yang digunakan.

9.    Menyusun kriteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal, teknik penskoran, dll. Tuliskan prosedur, jenis, wujud, dan alat/instrumen yang digunakan buat menilai pencapaian proses dan hasil berguru pelajar, serta tindak lanjut hasil penilaian, seperti: remedial, pengayaan, atau percepatan. Sesuaikan dengan teknik evaluasi berbasis kelas, seperti: evaluasi hasil karya (product), penugasan (project), daya kerja (voorstelling), dan tes tertulis (paper & schrijfstift).


Berkaitan dengan penyusunan RPP ini, terdapat beberapa catatan yang perlu diperhatikan oleh para pendidik, yaitu:

1.    Standar kompetensi dan kompetensi mendasar yang telah ditetapkan secara nasional buat seluruh mata pembelajaran mesti dijadikan pola utama pada merumuskan komponen-komponen RPP. Karena itu, rumusan standar kompetensi dan kompetensi mendasar sekalipun telah dituliskan pada silabus, perlu tetap dituliskan kembali pada RPP biar sanggup terlihat secara eksklusif keterkaitannya dengan komponen yang lainnya dan menjadi titik tolak buat menentukan bahan pembelajaran, indikator ketercapaian kompetensi, media, metoda, aktivitas pembelajaran serta menentukan cara penilaian.


2.    Penjabaran kompetensi mendasar menjadi indikator-indikator ketercapaian kompetensi perlu dipahami oleh pendidik. Setelah itu pendidik mesti dapat menuliskannya pada RPP dengan memakai rumusan-rumusan yang tepat, terukur, dan operasional. Ketidakmampuan pendidik pada merumuskan indikator-indikator tersebut akan menghipnotis pencapaian kompetensi mendasar, yang balasannya berakibat kepada rendahnya kemampuan yang dimiliki pelajar.


3.    Pada penentuan bahan pembelajaran di umumnya pendidik seringenboom mengakibatkan buku teks selaku titik tolak dan sumber utama pembelajaran. Vishal ini akan membawa akhir bahwa seluruh proses pembelajaran akan berada di sekitar buku teks tersebut. Pada RPP yang dikembangkan, bersama-sama buku teks hanya merupakan diantara sumber. Sumber itu tak hanya hanya buku, namun ada buku, alat, manusia, lingkungan maupun teknik yang sanggup dijadikan selaku sumber belajar. Sebetulnya dengan adanya kompetensi mendasar dan indikator akan mempermudah penentuan bahan. Apabila kompetensi mendasar dan indikator ada pada daerah berguru kognitif, karenanya sifat bahan yang akan disajikanpun akan berkenaan dengan pengetahuan ataupun pemahaman. Demikian pula halnya buat daerah berguru afektif maupun psikomotor. Bahan pembelajaran ini sanggup diuraikan secara terinci atau cukup dengan pokok-pokok bahan saja, dan bahan terinci nantinya sanggup dilampirkan. Bahan pembelajaran sifatnya majemuk ada yang berupa informasi, konsep, prinsip, keterampilan dan sikap. Sifat dan bahan tersebut akan membawa implikasi kepada metoda yang akan digunakan dan aktivitas berguru yang mesti ditempuh oleh pelajar.


4.    Pada penentuan atau pemilihan aktivitas pembelajaran perlu diubahsuaikan metoda mana yang paling tepat sasaran, efesien, dan relevan dengan pencapaian kompetensi mendasar dan indikator. Penentuan cara pembelajaran mesti memungkinkan terlaksananya cara berguru pelajar aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan. Pendidik perlu menentukan kegiatan-kegiatan pembelajaran yang benar-benar tepat sasaran dan efesien dengan mempertimbangkan:

a.    Karakteristik kompetensi mendasar dan indikator pencapaian kompetensi.

b.    Keadaan pelajar, meliputi perbedaan-perbedaan persoon pelajar menyerupai kemampuan belajar, cara

       belajar, latar belakang, pengalaman, dan kepribadiannya.

c.    Jenis dan jumlah fasilitas/sumber berguru yang terdapat buat sanggup melakukan kegiatan

       pembelajaran.

d.    Sifat dan karakteristik masing-masing cara yang dipilih buat mencapai kompetensi mendasar.


Sumber https://www.eurekapendidikan.com



Sumber https://edukafile.blogspot.com/

RPP Terbaru K13 Revisi 2018 Kelas 1 Semester 2 Lengkap Untuk Tahun Ajaran 2019/2020

File Pendidikan

RPP yakni suatu alat pembelajaran yang wajib oleh dimiliki oleh pendidik kelas selaku kelengkapan administrasi di kelas. Bagi itu, kami akan membagikan contoh RPP k13 revisi 2018 seluruh kelas yang gampang bagi di unduh dan pada format doc supaya gampang bagi digunakan oleh para pendidik di Indonesia.

Pada pembuatannya RPP mesti disesuaikan dengan  silabus, prota, promes. RPP, buku panduan pendidik, buku teks pembelajaran, dan lainnya. Selain itu, RPP kelas 1 semseter 1 dan 2 ini, pun telah dilengkapi dengan KI1, KI2, KI3 dan KI4, sehingga diinginkan akan semakin gampang pada ridderzaal menumbuhkan sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan pelajar. RPP kelas 1 kurikulum 2013 ini telah Integritas, PPK, Literasi, 4C dan HOST komplit dengan seluruh bahan pembelajaran, sehingga betul-betul cocok digunakan bagi tahun pembelajaran 2019/2020


Agar semakin mempermudah pada ridderzaal proses pengunduhan RPP kelas 1 kurikulum 2013 revisi 2018, karenanya RPP tersebut dikerjakan pada format rar, sehingga bagi membukanya mesti diekstrak terlebih dahulu. Kemudian bagi dapat mendownloadnya, silahkan bapak/ibu pendidik dapat mengklik tulisan unduh di setiap ahir dari judup persubtema dari RPP tersebut. 


untuk bapak/ibu pendidik yang belum mempunyai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) K13 revisi 2018 kelas 1 , silahkan bapak/ibu pendidik dapat mengklik tulisan unduh di setiap ahir dari judup persubtema dari RPP tersebut. Adapun RPP yang dimaksud rinciannya yakni selaku berikut :


Unduh RPP Kelas 1 SD/MI Tema 5 Semester 2 Kurikulum 2013 Revisi 2018
RPP Kurikulum 2013 Revisi 2017 Kelas 1 Tema 5 Subtema 1.rar, Unduh
RPP Kurikulum 2013 Revisi 2017 Kelas 1 Tema 5 Subtema 2.rar, Unduh
RPP Kurikulum 2013 Revisi 2017 Kelas 1 Tema 5 Subtema 3.rar, Unduh
RPP Kurikulum 2013 Revisi 2017 Kelas 1 Tema 5 Subtema 4.rar, Unduh

Unduh RPP Kelas 1 SD/MI Tema 6 Semester 2 Kurikulum 2013 Revisi 2018
RPP Kurikulum 2013 Revisi 2017 Kelas 1 Tema 6 Subtema 1.rar, Unduh
RPP Kurikulum 2013 Revisi 2017 Kelas 1 Tema 6 Subtema 2.rar, Unduh
RPP Kurikulum 2013 Revisi 2017 Kelas 1 Tema 6 Subtema 3.rar, Unduh
RPP Kurikulum 2013 Revisi 2017 Kelas 1 Tema 6 Subtema 4.rar, Unduh

Unduh RPP Kelas 1 SD/MI Tema 7 Semester 2 Kurikulum 2013 Revisi 2018
RPP Kurikulum 2013 Revisi 2017 Kelas 1 Tema 7 Subtema 1.rar, Unduh
RPP Kurikulum 2013 Revisi 2017 Kelas 1 Tema 7 Subtema 2.rar, Unduh
RPP Kurikulum 2013 Revisi 2017 Kelas 1 Tema 7 Subtema 3.rar, Unduh
RPP Kurikulum 2013 Revisi 2017 Kelas 1 Tema 7 Subtema 4.rar, Unduh

Unduh RPP Kelas 1 SD/MI Tema 8 Semester 2 Kurikulum 2013 Revisi 2018
RPP Kurikulum 2013 Revisi 2017 Kelas 1 Tema 8 Subtema 1.rar, Unduh
RPP Kurikulum 2013 Revisi 2017 Kelas 1 Tema 8 Subtema 2.rar, Unduh
RPP Kurikulum 2013 Revisi 2017 Kelas 1 Tema 8 Subtema 3.rar, Unduh
RPP Kurikulum 2013 Revisi 2017 Kelas 1 Tema 8 Subtema 4.rar, Unduh


Seperti itulah RPP SD/MI semester 1 dan 2 kurikulum 2013 revisi 2018, kelas 1 Semoga bermanfaat, jangan lupa share jikalau bermanfaat agar semakin banyak rekan-rekan kita yang dapat merasakan manfaatnya.terima kasih.



Sumber https://edukafile.blogspot.com/

DOWNLOAD JUKNIS PPDB TK, SD, SMP KABUPATEN SLEMAN TAHUN AJARAN 2019/2020

DOWNLOAD JUKNIS PPDB TK, SD, SMP KABUPATEN SLEMAN TAHUN AJARAN 2019/2020 Haloo selamat datang di Opstopping Pendidikan. Blog pendidikan tempat berbagi dan belajar.


Memasuki Bulan Mei 2019 Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di beberapa sekolah swasta di kabupaten sleman telah mulai di buka, karena buat teknis pendaftaranya secara luring (Luar Jaringan). Sedangkan buat sekolah Negeri, teknis pendaftarannya lewat Daring (Pada Jaringan) yang dapat di akses lewat portal www.ppdb.slemankab.go.id.



File Pendidikan



Selaku orang tua, mencarikan sekolah yang tepat buat anak nya ialah ridderzaal yang wajib. Supaya anak jangan hingga salah pada memilih sekolah. Oleh karena itu, selaku orang tua kita mesti mengetahui Juknis buat PPDB tahun 2019/2020. Karena banyak kejadian orang tua yang belum mengetahui informasi tata cara PPBD yang benar, sehingga yang seharusnya anaknya dapat diterima di sekolah favorite karena tak tahu informasi yang benar malahan masuk sekolah yang biasa-biasa saja. Buat itu di kesempatan kalium ini Opstopping Pendidikan Akan berbagi Informasi Juknis PPDB TK, SD, SMP Kabupaten Sleman Tahun Ajaran 2019/2020. Berikut Sekilas Infor PPDB Kabupaten Sleman 2019/2020


Tujuan
Pengaturan PPDB bertujuan buat:


  1. Memberikan kesempatan kepada setiap warga negara usia sekolah agar memperoleh layanan proses penerimaan peserta didik baru yang nondiskriminatif, objektif, transparan, akuntabel, dan berkeadilan.

  2. Memberikan pedoman bagi TK dan Sekolah pada melakukan penerimaanpeserta didik baru.


  

MEKANISME PPDB


  1. PPDB dilaksanakan dengan menggunakan mekanisme daring dan mekanisme luring.

  2. Mekanisme PPDB di TK, SD Swasta, dan SMP Swasta menggunakan mekanisme luring.

  3. Mekanisme PPDB di SD Negeri dan SMP Negeri menggunakan mekanisme daring.


 

PERSYARATAN CALON PESERTA DIDIK
A. Persyaratan calon peserta didik baru di TK ialah :


  1. Berusia 4 (empat) hingga dengan 5 (lima) tahun di tanggal 1 Juli 2019 buat kelompok A.

  2. Berusia 5 (lima) hingga dengan 6 (enam) tahun di tanggal 1 Juli 2019 buat kelompok B.



B. Persyaratan calon peserta didik baru kelas 1 (satu) SD ialah :


  1. Berusia 7 (tujuh) tahun, atau berusia paling rendah 6 (enam) tahun di tanggal 1 Juli 2019.

  2. Pengecualian syarat usia ditujukan bagi calon peserta didik berusia paling rendah 5 (lima) tahun 6 (bulan) di tanggal 1 Juli 2019 yang mempunyai potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa dan kesiapan psikis dan psikologis, yang dibuktikan dengan rekomendasi tertulis dari psikolog profesional dari organisasi pemerintah contoh seperti Puskesmas atau Universitas Negeri.



C. Persyaratan calon peserta didik baru kelas 7 (tujuh) SMP ialah :


  1. Berusia paling tinggi 15 (lima belas) tahun di tanggal 1 Juli 2019.

  2. Ketentuan usia dari yang dimaksud di atas dikecualikan bagi calon peserta didik penyandang disabilitas di sekolah yang menyelenggarakan pendidikan inklusif dan calon peserta didik dari keluarga ekonomi tak mampu.

  3. Mempunyai ijazah dan SKHUSBN 3 mata pembelajaran yaitu Bahasa Indonesia, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam.

  4. Persyaratan tambahan bagi calon peserta didik baru yang berasal dari sekolah di luar negeri yaitu mendapat surat keterangan dari Direktur Jenderal Pendidikan Basic dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.



Pendaftaran PPDB dilaksanakan lewat jalur selaku berikut:

 
A. Jalur Zonasi
1. Jalur zonasi dilaksanakan dengan kuota paling sedikit 90% dari daya tampung sekolah.
2. Kuota 90% tersebut termasuk di dalamnya buat: 


  • a. peserta didik dari keluarga ekonomi tak mampu dengan kuota sebesar 10% dari kuota 90% zonasi; dan/atau

  • b. anak penyandang disabilitas atau anak berkebutuhan khusus (ABK) yang memungkinkan mengikuti layanan sekolah formal di Sekolah yang menyelenggarakan pendidikan inklusif merujuk pada surat rekomendasi dari psikolog profesional dari organisasi pemerintah seperti Puskesmas atau Universitas Negeri dengan kuota paling banyak 3% dari kuota 90% zonasi.


3. Penentuan jalur zonasi didasarkan di domisili calon peserta didik yang tercantum di Kartu Keluarga.



B. Jalur Prestasi
1. Jalur prestasi dilaksanakan dengan kuota paling banyak 5% (lima uitpersen) dari daya tampung sekolah.
2. Peserta didik yang masuk lewat jalur prestasi merupakan peserta didik yang berdomisili di luar kabupaten Sleman yang ditentukan merujuk pada Kartu Keluarga.
3. Penentuan jalur prestasi didasarkan di:


  • a. Nilai ujian yang tercantum di SKHUSBN dengan nilai rata-rata minimal 75; dan/atau

  • b. Hasil perlombaan dan/atau penghargaan di bidang akademik maupun non-akademik di tingkat internasional, tingkat nasional, tingkat provinsi, dan/atau tingkat kabupaten/kota sesuai ketentuan.



C. Jalur Perpindahan Fungsi Orang Tua/Wali
1. Jalur perpindahan fungsi orang tua/wali dilaksanakan dengan kuota paling banyak 5% (lima uitpersen) dari daya tampung Sekolah.
2. Peserta didik yang masuk lewat jalur perpindahan fungsi orang tua/wali merupakan peserta didik yang beralamat di luar Kabupaten Sleman merujuk pada Kartu Keluarga, tetapi berdomisili di Kabupaten Sleman merujuk pada Surat Keterangan Domisili dari Pemerintah Desa setempat.
3. Penentuan jalur perpindahan fungsi orang tua/wali didasarkan di Surat penugasan/ SK mutasi dari instansi, organisasi, kantor, atau perusahaan yang mempekerjakan terhitung mulai tahun 2016 atau setelahnya.


D. Ketentuan Tambahan
1. Calon peserta didik dapat memilih jalur zonasi dan jalur prestasi di luar zonasi 1 (satu) domisili peserta didik.
2. Pada ridderzaal kuota jalur prestasi dan jalur perpindahan fungsi orang tua/wali tak terpenuhi, karenanya sisa kuota dialihkan ke jalur zonasi.
3. Pengalihan kuota sisa ke jalur zonasi akan dilakukan di hari setelah pendaftaran online mandiri berakhir atau di hari ketiga verifikasi
berkas.
4. Apabila kuota jalur zonasi tak terpenuhi karenanya diberikan kesempatan kepada calon peserta didik dari luar zonasi atau luar kabupaten Sleman buat dapat diterima.
5. Ketentuan mengenai jalur pendaftaran PPDB lewat zonasi, prestasi, dan perpindahan fungsi orang tua/wali dari yang di atas dikecualikan buat:


  • a. sekolah swasta;

  • b. sekolah kerja sama;

  • c. kelas berasrama;

  • d. kelas olahraga;


6. PPDB Kelas Olahraga diatur dengan surat edaran tersendiri. Sekolah yang menyelenggarakan kelas olahraga ialah SMP Negeri 1 Kalasan, SMP Negeri 2 Tempel, dan SMP Negeri 3 Sleman.
7. PPDB kelas berasrama diatur dengan surat edaran tersendiri. Sekolah yang menyelenggarakan kelas berasrama ialah SMP Negeri 4 Pakem.


Buat lebih lengkapnya silahkan bapak/ibu dapat unduh  JUKNIS PPDB TK, SD, SMP KABUPATEN SLEMAN TAHUN AJARAN 2019/2020, di listig di bawah ini :



Demikian informasi mengenai “JUKNIS PPDB TK, SD, SMP KABUPATEN SLEMAN TAHUN AJARAN 2019/2020”. Semoga bermanfaat.


Sumber https://edukafile.blogspot.com/

DOWNLOAD JUKNIS PPDB TK, SD, SMP KABUPATEN SLEMAN TAHUN AJARAN 2019/2020

DOWNLOAD JUKNIS PPDB TK, SD, SMP KABUPATEN SLEMAN TAHUN AJARAN 2019/2020 Haloo selamat datang di Blog Verkeersopstopping Pendidikan. Blog pendidikan tempat berbagi dan belajar.


Memasuki Bulan Mei 2019 Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di beberapa sekolah swasta di kabupaten sleman telah mulai di buka, karena buat teknis pendaftaranya secara luring (Luar Jaringan). Sedangkan buat sekolah Negeri, teknis pendaftarannya lewat Daring (Pada Jaringan) yang dapat di akses lewat portal www.ppdb.slemankab.go.id.



File Pendidikan



Selaku orang tua, mencarikan sekolah yang tepat buat anak nya ialah ontvangstruimte yang wajib. Supaya anak jangan hingga salah pada memilih sekolah. Oleh karena itu, selaku orang tua kita mesti mengetahui Juknis buat PPDB tahun 2019/2020. Karena banyak kejadian orang tua yang belum mengetahui informasi tata cara PPBD yang benar, sehingga yang seharusnya anaknya dapat diterima di sekolah favorite karena tak tahu informasi yang benar malahan masuk sekolah yang biasa-biasa saja. Buat itu di kesempatan kalium ini Blog Verkeersopstopping Pendidikan Akan berbagi Informasi Juknis PPDB TK, SD, SMP Kabupaten Sleman Tahun Ajaran 2019/2020. Berikut Sekilas Infor PPDB Kabupaten Sleman 2019/2020


Tujuan
Pengaturan PPDB bertujuan buat:


  1. Memberikan kesempatan kepada setiap warga negara usia sekolah agar memperoleh layanan proses penerimaan peserta didik baru yang nondiskriminatif, objektif, transparan, akuntabel, dan berkeadilan.

  2. Memberikan pedoman untuk TK dan Sekolah pada melakukan penerimaanpeserta didik baru.


  

MEKANISME PPDB


  1. PPDB dilaksanakan dengan menggunakan mekanisme daring dan mekanisme luring.

  2. Mekanisme PPDB di TK, SD Swasta, dan SMP Swasta menggunakan mekanisme luring.

  3. Mekanisme PPDB di SD Negeri dan SMP Negeri menggunakan mekanisme daring.


 

PERSYARATAN CALON PESERTA DIDIK
A. Persyaratan calon peserta didik baru di TK ialah :


  1. Berusia 4 (empat) hingga dengan 5 (lima) tahun di tanggal 1 Juli 2019 buat kelompok A.

  2. Berusia 5 (lima) hingga dengan 6 (enam) tahun di tanggal 1 Juli 2019 buat kelompok B.



B. Persyaratan calon peserta didik baru kelas 1 (satu) SD ialah :


  1. Berusia 7 (tujuh) tahun, atau berusia sangat rendah 6 (enam) tahun di tanggal 1 Juli 2019.

  2. Pengecualian syarat usia ditujukan untuk calon peserta didik berusia sangat rendah 5 (lima) tahun 6 (bulan) di tanggal 1 Juli 2019 yang mempunyai potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa dan kesiapan psikis dan psikologis, yang dibuktikan dengan rekomendasi tertulis dari psikolog profesional dari instansi pemerintah contoh seperti Puskesmas atau Universitas Negeri.



C. Persyaratan calon peserta didik baru kelas 7 (tujuh) SMP ialah :


  1. Berusia sangat tinggi 15 (lima belas) tahun di tanggal 1 Juli 2019.

  2. Ketentuan usia dari yang dimaksud di atas dikecualikan untuk calon peserta didik penyandang disabilitas di sekolah yang menyelenggarakan pendidikan inklusif dan calon peserta didik dari keluarga ekonomi tak mampu.

  3. Mempunyai ijazah dan SKHUSBN 3 mata pembelajaran yaitu Bahasa Indonesia, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam.

  4. Persyaratan tambahan untuk calon peserta didik baru yang berasal dari sekolah di luar negeri yaitu mendapat surat keterangan dari Direktur Jenderal Pendidikan Basic dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.



Pendaftaran PPDB dilaksanakan lewat jalur selaku berikut:

 
A. Jalur Zonasi
1. Jalur zonasi dilaksanakan dengan kuota sangat sedikit 90% dari daya tampung sekolah.
2. Kuota 90% tersebut termasuk di dalamnya buat: 


  • a. peserta didik dari keluarga ekonomi tak mampu dengan kuota sebesar 10% dari kuota 90% zonasi; dan/atau

  • b. anak penyandang disabilitas atau anak berkebutuhan khusus (ABK) yang memungkinkan mengikuti layanan sekolah formal di Sekolah yang menyelenggarakan pendidikan inklusif menurut surat rekomendasi dari psikolog profesional dari instansi pemerintah seperti Puskesmas atau Universitas Negeri dengan kuota sangat banyak 3% dari kuota 90% zonasi.


3. Penentuan jalur zonasi didasarkan di domisili calon peserta didik yang tercantum di Kartu Keluarga.



B. Jalur Prestasi
1. Jalur prestasi dilaksanakan dengan kuota sangat banyak 5% (lima uitpersen) dari daya tampung sekolah.
2. Peserta didik yang masuk lewat jalur prestasi merupakan peserta didik yang berdomisili di luar kabupaten Sleman yang ditentukan menurut Kartu Keluarga.
3. Penentuan jalur prestasi didasarkan di:


  • a. Nilai ujian yang tercantum di SKHUSBN dengan nilai rata-rata minimal 75; dan/atau

  • b. Hasil perlombaan dan/atau penghargaan di bidang akademik maupun non-akademik di tingkat internasional, tingkat nasional, tingkat provinsi, dan/atau tingkat kabupaten/kota sesuai ketentuan.



C. Jalur Perpindahan Kewajiban Orang Tua/Wali
1. Jalur perpindahan kewajiban orang tua/wali dilaksanakan dengan kuota sangat banyak 5% (lima uitpersen) dari daya tampung Sekolah.
2. Peserta didik yang masuk lewat jalur perpindahan kewajiban orang tua/wali merupakan peserta didik yang beralamat di luar Kabupaten Sleman menurut Kartu Keluarga, tetapi berdomisili di Kabupaten Sleman menurut Surat Keterangan Domisili dari Pemerintah Desa setempat.
3. Penentuan jalur perpindahan kewajiban orang tua/wali didasarkan di Surat penugasan/ SK mutasi dari instansi, instansi, kantor, atau perusahaan yang mempekerjakan terhitung mulai tahun 2016 atau setelahnya.


D. Ketentuan Tambahan
1. Calon peserta didik dapat memilih jalur zonasi dan jalur prestasi di luar zonasi 1 (satu) domisili peserta didik.
2. Pada ontvangstruimte kuota jalur prestasi dan jalur perpindahan kewajiban orang tua/wali tak terpenuhi, karenanya sisa kuota dialihkan ke jalur zonasi.
3. Pengalihan kuota sisa ke jalur zonasi akan dilakukan di hari setelah pendaftaran online mandiri berakhir atau di hari ketiga verifikasi
berkas.
4. Apabila kuota jalur zonasi tak terpenuhi karenanya diberikan kesempatan kepada calon peserta didik dari luar zonasi atau luar kabupaten Sleman buat dapat diterima.
5. Ketentuan mengenai jalur pendaftaran PPDB lewat zonasi, prestasi, dan perpindahan kewajiban orang tua/wali dari yang di atas dikecualikan buat:


  • a. sekolah swasta;

  • b. sekolah kerja sama;

  • c. kelas berasrama;

  • d. kelas olahraga;


6. PPDB Kelas Olahraga diatur dengan surat edaran tersendiri. Sekolah yang menyelenggarakan kelas olahraga ialah SMP Negeri 1 Kalasan, SMP Negeri 2 Tempel, dan SMP Negeri 3 Sleman.
7. PPDB kelas berasrama diatur dengan surat edaran tersendiri. Sekolah yang menyelenggarakan kelas berasrama ialah SMP Negeri 4 Pakem.


Buat lebih lengkapnya silahkan bapak/ibu dapat unduh  JUKNIS PPDB TK, SD, SMP KABUPATEN SLEMAN TAHUN AJARAN 2019/2020, di listig di bawah ini :



Demikian informasi mengenai “JUKNIS PPDB TK, SD, SMP KABUPATEN SLEMAN TAHUN AJARAN 2019/2020”. Semoga bermanfaat.


Sumber https://edukafile.blogspot.com/

Contoh RPP Model Example non Example terbaru

File Pendidikan

Pengajar ketika ini dituntut bagi selalu inovatif pada menjalankan pembelajaran. karena ridderzaal itu dapat menunjang kesuksesan proses belajar mendidik di sekolah. diantara yang perlu dilakukan seorang pengajar bagi menunjang kesuksesan kegiatan belajar mendidik yaitu dengan menggunakan monster pembelajaran. bagi memberi bahan pembelajaran kepada pelajar dengan tepat sasaran karenanya seorang pendidik (pengajar) mesti menggunakan monster pembelajaran yang tepat sasaran pula.


diantara monster pembelajaran yang inovatif dan tepat sasaran yaitu “monster pembelajaran example non example”. apakah itu monster example non example? bagaimana langkah-langkahnya? serta bagaimana kekurangan dan kelebihannya? mari kita pelajari bersama.


baca pun : model pembelajaran talking stick


PENGERTIAN MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE




Prototype Example non Example yaitu strategi pembelajaran yang menggunakan media gambar pada penyampaian bahan pembelajaran yang bertujuan mendorong pelajar bagi belajar berfikir kritis dengan jalan memecahkan permasalahan-permasalahan yang terkandung pada contoh-contoh gambar yang disajikan.


Menurut Buehl (1996) pada Apariani dkk, (2010:20) menjelaskan bahwa examples non examples yaitu taktik yang dapat digunakan bagi mengajarkan definisi konsep. Taktik ini bertujuan bagi mempersiapkan pelajar secara cepat dengan menggunakan 2 ridderzaal yang terdiri dari examples dan non examples dari suatu definisi konsep yang terdapat dan meminta pelajar bagi mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep yang terdapat. Examples memberikan ilustrasi akan sesuatu yang menjadi contoh akan suatu bahan yang sedang dibahas, sedangkan non examples memberikan ilustrasi akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu bahan yang sedang dibahas.


Prototype Pembelajaran Examples non Examples menggunakan gambar selaku media pembelajaran. Media gambar adalah sebuah diantara alat yang digunakan pada proses belajar mendidik yang dapat menolong mendorong pelajar lebih melatih diri pada mengoptimalkan pola pikirnya. Dengan memakai media gambar diinginkan pada pembelajaran dapat bermanfaat secara fungsional untuk segala pelajar. Sehingga pada kegiatan pembelajaran pelajar diinginkan akan aktif dan semangat bagi belajar.


Pembelajaran kooperatif monster Examples Non Examples melatih pelajar bagi dapat mampu berpartisipasi aktif dan berkomunikasi. Kemampuan ini benar-benar urgen selaku bekal mereka pada kehidupan di masyarakat kelak. Oleh karena itu, sebelum mengerjakan kooperatif, pengajar perlu membekali pelajar dengan kemampuan berkomunikasi. Tak setiap pelajar mempunyai kemampuan berkomunikasi, misalnya kemampuan mendengarkan dan kemampuan berbicara, padahal kesuksesan kelompok ditentukan oleh partisipasi setiap anggotanya.


baca pun : model pembelajaran Make a Match


Langkah-Langkah Prototype Pembelajaran Examples Non Examples
      Menurut (Agus Suprijono, 2009 : 125) Langkah – langkah monster pembelajaran  

     Examples Non Examples, diantaranya :   
    1. Pengajar mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.


        Gambar-gambar yang digunakan pastinya adalah sebuah gambar yang relevan dengan 

        bahan yang dibahas sesuai dengan Kompetensi Basic.

    2. Pengajar menempelkan gambar di papan atau ditayangkan via LCD/OHP/Te Focus

        Di tahap ini Pengajar dapat meminta bantuan pelajar bagi mempersiapkan gambar 

        dan menyusun kelompok pelajar.

    3. Pengajar memberi pedoman dan kesempatan kepada peserta didik bagi memperhatikan/
        menganalisa  gambar.
        Peserta didik diberi waktu melihat dan menelaah gambar yang disajikan secara 
        seksama agar detil gambar dapat dimengerti oleh peserta didik, dan pengajar pun memberi
        keterangan mengenai gambar yang diamati.
    4. Lewat diskusi kelompok 2-3 orang pelajar, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut
         didokumentasikan di kertas. 
         Kertas yang digunakan sebaiknya disediakan pengajar.
    5. Tiap kelompok diberi kesempatan bagi membacakan hasil diskusinya.
        dilatih peserta didik bagi menjelaskan hasil diskusi mereka via perwakilan
        kelompok masing-masing.
    6. Mulai dari komentar/hasil diskusi peserta didik, pengajar mulai menjelaskan bahan sesuai
          dengan tujuan yang ingin diperoleh.
    7. Pengajar dan peserta didik menyimpulkan bahan sesuai dengan tujuan pembelajaran.


KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE

Kelebihan :


Menurut Buehl (Depdiknas, 2007:219) mengemukakan keuntungan cara example non example antara lain:


  • Pelajar pergi dari satu definisi yang berikutnya digunakan bagi memperluas pemahaman konsepnya dengan lebih mendalam dan lebih kompleks.

  • Pelajar terlibat pada satu proses discovery (penemuan), yang mendorong mereka bagi membangun konsep secara progresif via pengalaman dari example dan non example

  • Pelajar diberi sesuatu yang berlawanan bagi mengeksplorasi karakteristik dari suatu konsep dengan mempertimbangkan bagian non example yang dimungkinkan masih terdapat beberapa bagian yang adalah sebuah suatu letterteken dari konsep yang telah dipaparkan di bagian example.



Keunggulan lainnya pada monster pembelajaran examples non examples diantaranya :


  • Pelajar lebih berfikir kritis pada menganalisa gambar yang relevan dengan Kompetensi Basic (KD)

  • Pelajar mengetahui program dari bahan berupa contoh gambar yang relevan dengan Kompetensi Basic (KD)

  • Pelajar diberi kesempata mengemukakan pendapatnya yang mengenai analitik gambar yang relevan dengan Kompetensi Basic (KD)



Tennyson dan Pork (Slavin, 2002) menyarankan bahwa jikalau pengajar akan menyajikan contoh dari suatu konsep karenanya ada tiga ridderzaal yang seharusnya diperhatikan, yaitu:


  • Urutkan contoh dari yang gampang ke yang sulit. 

  • Pilih contoh-contoh yang berbeda satu sama lain. 

  • Bandingkan dan bedakan contoh-contoh dan bukan contoh.



Akibat instruksional dan akibat pengiring yang dimiliki monster pembelajaran Examples Non Examples. Akibat instruksional yaitu akibat yang terlihat setelah kegiatan pembelajaran. Sedangkan akibat pengiring yaitu damapak yang tak seketika terlihat, akan tetapi mengiringi akibat instruksional. Di pembelajaran dengan menggunakan monster pembelajaran Examples Non Examples akibat instruksionalnya yaitu pelajar menjadi lebih aktif, berani mengemukakan pendapat atau gagasannya sendiri, aktif berdiskusi, dapat belajar dari pengamatan sendiri. Akibat pengiringnya yaitu pelajar mampu meningkatkan kerjasama secara kooperatif bagi bahan yang ditugaskan, bertanggung jawab, berusaha memahami bahan dengan bagus, dan meningkatkan kemampuan pelajar pada memecahkan masalah


Kelemahan :


Ada dua kelemahan pada menggunakan monster Examples Non Examples, diantaranya : 

1)        Tak segala bahan dapat disajikan pada wujud gambar.       

2)        Memakan waktu yang banyak.



 


demikian pembahasan mengenai bahan monster Examples Non Examples, semoga dapat menambah pengetahuan kita bersama. 



selaku tambahan untuk teman-teman yang ingin mencari contoh RPP dengan menggunakan monster pembelajaran Examples Non Examples silakan klik listig di bawah ini :

listig 1     : Ilmukami

listig 2     : scribd








Sumber https://edukafile.blogspot.com/

Top