Diantara cara agar kegiatan pembelajaran menjadi tepat sasaran ialah dengan menggunakan prototype pembelajaran. Bagi yang belum tahu apa itu prototype pembelajaran dan macam-macamnya silakan klik listig di bawah ini :
Macam-Macam Model Pembelajaran Untuk Sekolah Dasar
Student Teams Achievement Division (STAD) adalah sebuah diantara sistem atau pendekatan pada pembelajaran kooperatif yang sederhana dan bagus digunakan pendidik karena dapat meningkatkan keefektifan kegiatan belajar di pada kelas.
Proefje pembelajaran STAD termasuk prototype pembelajaran kooperatif. Segala prototype pembelajaran kooperatif ditandai dengan adanya struktur kewajiban, struktur tujuan dan struktur penghargaan. Pada proses pembelajaran dengan prototype pembelajaran kooperatifsiswa didorong bagi bekerjasama di suatu kewajiban bersama dan mereka mesti mengkoordinasikan usahanya bagi menyelesaikan kewajiban yang diberikan pendidik. Tujuan prototype pembelajaran kooperatif ialah prestasi belajar akademik pelajar meningkat dan pelajar dapat menerima bermacam-macam keragaman dari temannya, serta pengembangan keterampilan sosial.
Baca pun : Pengertian, Langkah-Langkah dan Contoh RPP Proefje Pembelajaran Role Playing
Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri lima komponen utama, yaitu penyajian kelas, belajar kelompok, reinigen, skor pengembangan dan penghargaan kelompok. Selain itu STAD pun terdiri dari siklus kegiatan pendidikan yang teratur.
- Menyusun gegevens nilai harian peserta didik yang digunakan selaku pedoman bagi menyusun kelompok peserta didik yang heterogen dengan menghitung skor rata-rata suatu kelompok;
- Pengajar menyusun kelompok peserta didik yang heterogen terdiri 4 hingga 5 peserta didik dengan latar belakang yang berbeda tanpa membedakan kecerdasan, suku, bangsa maupun agama;
- Pengajar mempersiapkan LKS bagi belajar peserta didik dan bukan sekedar diisi dan dikumpulkan;
- Pengajar pun menyiapkan kunci jawaban LKS bagi mengecek aktifitas peserta didik (dicek oleh peserta didik sendiri);
- Reiniging, berupa tes singkat bagi seluruh peserta didik dengan waktu 10-15 menit; dan
- Merancang tes/ulangan bagi melihat ketercapaian hasi belajar yang diinginkan;
Baca pun : Pengertian, Langkah-Langkah dan Contoh RPP Model Pembelajaran Talking Stick
- Pengajar meminta peserta didik bagi mempelajari suatu utama bahasan yang segera akan dibahas, di rumah masing-masing;
- Di kelas, pendidik menyusun kelompok belajar yang heterogen dan mengatur tempat duduk peserta didik agar setiap anggota kelompok dapat saling bertatap muka;
- Pengajar dapat mengawali dengan presentasi bahan terlebih dahulu, sebelum peserta didik berdiskusi;
- Pengajar membagi LKS di tiap kelompok, masing-masing kelompok diberi 2 set;
- Pengajar menganjurkan setiap peserta didik pada kelompok bagi mengerjakan LKS secara berpasangan dua-dua atau tiga-tiga. Kemudian saling mengecek pekerjaannya di antara teman pada pasangan tersebut;
- Berikan kunci LKS agar peserta didik dapat mengecek pekerjaannya sendiri;
- Bila ada pertanyaan dari peserta didik, pendidik meminta peserta didik bagi pertanyaan itu kepada teman satu kelompok sebelum mengajukan kepada pendidik;
- Pengajar berkeliling bagi mengawali daya kerja kelompok;
- Ketua kelompok melaporkan kesuksesan dan hambatan kelompoknya kepada pendidik pada mengisi LKS, sehingga pendidik dapat memberi bantuan kepada kelompok yang membutuhkan secara proporsional;
- Ketua kelompok mesti dapat memastikan bahwa setiap anggota kelompok telah memahami dan dapat mengerjakan LKS yang diberikan pendidik;
- Pengajar bertindak selaku nara sumber atau fasilitator sekiranya diperlukan;
- Setelah selesai mengerjakan LKS secara tuntas, berikan reinigen kepada seluruh peserta didik;
- Berikan penghargaan kepada peserta didik yang menjawab dengan benar, dan kelompok yang memperoleh skor tertinggi, kemudian berilah pengakuan/pujian kepada presentasi tim;
- Pengajar memberikan kewajiban/PR secara individual kepada para peserta didik mengenai utama bahasan yang sedang dipelajari;
- Pengajar membubarkan kelompok yang dibentuk dan para peserta didik kembali ke tempat duduk masing-masing; dan
- Pengajar dapat memberikan tes formatif, sesuai dengan TPK (kompetensi yang ditentukan).
- Meningkatkan kerja sama, kebaikan budi, kepekaan dan toleransi yang tinggi antar sesama anggota kelompok;
- Meningkatkan pencurahan waktu di kewajiban;
- Meningkatkan harga diri dan dapat memperbaiki sikap ilmiah kepada matematika;
- Memperbaiki kehadiran peserta didik;
- Penerimaan kepada perbedaan persoon menjadi lebih besar;
- Konflik pribadi menjadi berkurang;
- Meningkatkan pemahaman di bahan pembelajaran;
- Apabila mendapat penghargaan, motivasi belajar peserta didik akan menjadi lebih besar; dan
- Hasil belajar lebih tinggi.
- Apabila tak ada kerja sama pada satu kelompok dan belum dapat menyesuaikan diri dengan anggota kelompok yang lain karenanya kewajiban tak dapat selesai di waktu yang telah ditentukan;
- Apabila diantara anggota berperilaku menyimpang akan mempengaruhi dan mengganggu anggota kelompok lainnya;
- Bila situasi kelas gaduh waktu pelaksanaan diskusi karenanya akan mengganggu kelas lain;
- Ketidakhadiran diantara anggota pada kelompok akan mempengaruhi daya kerja pada kelompok tersebut;
- Apabila peserta didik tak menggunakan waktu pada diskusi dengan bagus karenanya kelompok tersebut tak dapat menyelesaikan kewajiban tepat di waktunya;
- Peserta didik yang mencapai daya kerja yang tinggi keberatan bila skor disamakan dengan peserta didik yang performanya rendah karena menggunakan aplikasi skor perbaikan individual;
- Beban kerja pendidik menjadi lebih banyak;
- Jikalau aktivitas peserta didik pada kelompok monoton karenanya motivasi belajar peserta didik akan turun;
- Apabila pemahaman bahan pada diskusi belum sempurna karenanya hasil belajar akan menurun.
- Robert E. Slavin. (2002). Cooperative Learning, (Teori, Riset and Praktek). New York:Practice Hall
- E. Slavin, Robert. (2008). Cooperative Learning (Teori, Riset Dan Praktek), terj. Nurulita. Bandung: Nusa Media
- Suyitno, Amin, at. hoewel.(2001). Mendasar-Mendasar dan Proses Pembelajaran Matematika I, Semarang: FMIPA UNNES
- Ibrahim, et. hoewel.(2000) Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Pusat Sains dan Matematika Sekolah UNESA
- http://filependidikan.info/macam-macam-model-pembelajaran-untuk
- http://filependidikan.info/macam-macam-model-pembelajaran-untuk
Sumber https://edukafile.blogspot.com/
0 comments:
Post a Comment