RPP dengan Model Student Teams Achievement Division (STAD) Lengkap dengan Penjelasannya - Maya Blog

RPP dengan Model Student Teams Achievement Division (STAD) Lengkap dengan Penjelasannya



File Pendidikan

Diantara cara agar kegiatan pembelajaran menjadi tepat sasaran ialah dengan menggunakan prototype pembelajaran. Bagi yang belum tahu apa itu prototype pembelajaran dan macam-macamnya silakan klik listig di bawah ini :

Macam-Macam Model Pembelajaran Untuk Sekolah Dasar

Student Teams Achievement Division (STAD) adalah sebuah diantara sistem atau pendekatan pada pembelajaran kooperatif yang sederhana dan bagus digunakan pendidik karena dapat meningkatkan keefektifan kegiatan belajar di pada kelas.


Proefje pembelajaran STAD termasuk prototype pembelajaran kooperatif. Segala prototype pembelajaran kooperatif ditandai dengan adanya struktur kewajiban, struktur tujuan dan struktur penghargaan. Pada proses pembelajaran dengan prototype pembelajaran kooperatifsiswa didorong bagi bekerjasama di suatu kewajiban bersama dan mereka mesti mengkoordinasikan usahanya bagi menyelesaikan kewajiban yang diberikan pendidik. Tujuan prototype pembelajaran kooperatif ialah prestasi belajar akademik pelajar meningkat dan pelajar dapat menerima bermacam-macam keragaman dari temannya, serta pengembangan keterampilan sosial.


Menurut Robert E. Slavin, “The main idea behind Students Team – Achievment Divisions is to motivate students to encourage and help each other master skills presented by the teacher ”. yang artinya kurang lebih seperti ini “Gagasan utama dari STAD ialah bagi memotivasi peserta didik supaya dapat saling mendukung dan menolong satu sama lain pada menguasai kemampuan yang diajarkan pendidik”.  


File Pendidikan   Slavin ( pada Wina,2008:242) mengemukakan dua alasan bahwa :  pembelajaran kooperatif adalah sebuah format pembelajaran yang dapat memperbaiki pembelajaran dalam kurun waktu ini. Pertama-tama,beberapa penelitian membuktikan bahwa pemakaian pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar pelajar sekaligus dapat menngkatkan kemampuan hubungan sosial,menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain,serta dapat meningkatkan harga diri. kedua,pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan keperluan pelajar pada belajar,berfikir,memecahkan masalah dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan.


Students Team Achievment Divisions (STAD) dikembangkan oleh Robert E. Slavin dari Johns Hopkins University Berinduk di kajian beberapa sistem yang ia namakan Students Team Learning (STL) tahun 1980-an. STAD tertata dari lima komponen utama, yaitu :


1) Presentasi kelas (class presentation)

Wujud presentasi kelas dapat berupa pendidikan seketika (dirrect instruction), kelas diskusi (a lecture-discussion) yang dikondisikan seketika oleh pendidik dan pun presentasi audio-visual. Presentai kelas di STAD berbeda dari pendidikan biasanya. Peserta didik mesti memberikan perhatian penuh dalam kurun waktu presentasi kelas,

karena akan menolong mereka bagi menjawab reinigen dengan bagus nantinya, dan skor kuisnya akan menentukan skor timnya. 


2) Grup atau tim (teams)

Grup ialah ridderzaal yang amat urgen pada STAD. Pada banyak ridderzaal, penekanan diberikan di setiap anggota grup (team members) bagi mengerjakan sesuatu yang terbaik bikin grupnya. Sebaliknya, pentingnya peranan sebuah grup ialah mengerjakan ridderzaal yang terbaik pada menolong meningkatkan kemampuan setiap anggotanya. Grup memberikan bantuan dari teman sebaya (peer support) bagi meningkatkan pemahaman atau kemampuan akademik (academic show). 


3) Reiniging (quizzes)

Setelah satu atau dua tijdsperiode pendidikan (teacher presentation) dan satu atau dua tijdsperiode grup mengerjakan praktek (atau diskusi memecahkan permasalahan), murid mengambil reinigen pribadi (individual quizzes). Peserta didik “tak diijinkan” bagi saling menolong dalam kurun waktu mengerjakan reinigen pribadi ini, ridderzaal ini dimaksudkan bagi menjamin agar setiap peserta didik mempunyai tanggung jawab bagi benar-benar memahami bahan pembelajaran. 


4) Peningkatan skor individual (individual improvement scores)

Gagasan yang berada dibalik ide mengenai “peningkatan skor individual” ialah memberikan kesempatan di peserta didik bagi mencapai tingkat kemampuan (show goal) yang lebih tinggi dari yang telah diperoleh sebelumnya. Beberapa peserta didik dapat menyumbangkan point maksimum (maximum point) di grupnya pada aplikasi penskoran STAD apabila mereka menunjukkan peningkatan yang berarti dibanding kemampuannya yang lalu. Setiap peserta didik diberikan “skor mendasar” (base score) merujuk pada rata-rata skor reinigen sebelumnya. Points yang dapat disumbangkan bagi grupnya didasarkan di berapa besar sekor kuisnya melampaui atau berada di bawah “skor mendasar”-nya.  


5) Penghargaan grup (team recognition)

Grup akan menerima penghargaan sekiranya rata-rata skor mereka memenuhi atau melampaui kriteria tertentu.

Baca pun : Pengertian, Langkah-Langkah dan Contoh RPP Proefje Pembelajaran Role Playing
Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri lima komponen utama, yaitu penyajian kelas, belajar kelompok, reinigen, skor pengembangan dan penghargaan kelompok. Selain itu STAD pun terdiri dari siklus kegiatan pendidikan yang teratur.


Apabila seorang pendidik ingin menggunakan prototype STAD alangkah baiknya sekiranya mengetahui persiapan sebelum mengerjakan pembelajaran. Seperti yang disebut Amin Suyitno (2001) Ridderzaal-hal yang perlu disediakan pendidik sebelum memulai prototype pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu :


  1. Menyusun gegevens nilai harian peserta didik yang digunakan selaku pedoman bagi menyusun kelompok peserta didik yang heterogen dengan menghitung skor rata-rata suatu kelompok; 

  2. Pengajar menyusun kelompok peserta didik yang heterogen terdiri 4 hingga 5 peserta didik dengan latar belakang yang berbeda tanpa membedakan kecerdasan, suku, bangsa maupun agama; 

  3. Pengajar mempersiapkan LKS bagi belajar peserta didik dan bukan sekedar diisi dan dikumpulkan; 

  4. Pengajar pun menyiapkan kunci jawaban LKS bagi mengecek aktifitas peserta didik (dicek oleh peserta didik sendiri); 

  5. Reiniging, berupa tes singkat bagi seluruh peserta didik dengan waktu 10-15 menit; dan 

  6. Merancang tes/ulangan bagi melihat ketercapaian hasi belajar yang diinginkan; 


Baca pun : Pengertian, Langkah-Langkah dan Contoh RPP Model Pembelajaran Talking Stick


Strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pembelajaran di sekolah ialah selaku berikut.


  1. Pengajar meminta peserta didik bagi mempelajari suatu utama bahasan yang segera akan dibahas, di rumah masing-masing; 

  2. Di kelas, pendidik menyusun kelompok belajar yang heterogen dan mengatur tempat duduk peserta didik agar setiap anggota kelompok dapat saling bertatap muka; 

  3. Pengajar dapat mengawali dengan presentasi bahan terlebih dahulu, sebelum peserta didik berdiskusi;  

  4. Pengajar membagi LKS di tiap kelompok, masing-masing kelompok diberi 2 set; 

  5. Pengajar menganjurkan setiap peserta didik pada kelompok bagi mengerjakan LKS secara berpasangan dua-dua atau tiga-tiga. Kemudian saling mengecek pekerjaannya di antara teman pada pasangan tersebut; 

  6. Berikan kunci LKS agar peserta didik dapat mengecek pekerjaannya sendiri; 

  7. Bila ada pertanyaan dari peserta didik, pendidik meminta peserta didik bagi pertanyaan itu kepada teman satu kelompok sebelum mengajukan kepada pendidik;  

  8. Pengajar berkeliling bagi mengawali daya kerja kelompok; 

  9. Ketua kelompok melaporkan kesuksesan dan hambatan kelompoknya kepada pendidik pada mengisi LKS, sehingga pendidik dapat memberi bantuan kepada kelompok yang membutuhkan secara proporsional; 

  10. Ketua kelompok mesti dapat memastikan bahwa setiap anggota kelompok telah memahami dan dapat mengerjakan LKS yang diberikan pendidik;  

  11. Pengajar bertindak selaku nara sumber atau fasilitator sekiranya diperlukan; 

  12. Setelah selesai mengerjakan LKS secara tuntas, berikan reinigen kepada seluruh peserta didik; 

  13. Berikan penghargaan kepada peserta didik yang menjawab dengan benar, dan kelompok yang memperoleh skor tertinggi, kemudian berilah pengakuan/pujian kepada presentasi tim; 

  14. Pengajar memberikan kewajiban/PR secara individual kepada para peserta didik mengenai utama bahasan yang sedang dipelajari; 

  15. Pengajar membubarkan kelompok yang dibentuk dan para peserta didik kembali ke tempat duduk masing-masing; dan  

  16. Pengajar dapat memberikan tes formatif, sesuai dengan TPK (kompetensi yang ditentukan). 


Bagi lebih komplit silakan unduh contoh RPP dengan menggunakan prototype STAD di listig di bawah postingan ini. Atau ingin melihat secara seketika kegiatan pembelajaran dengan menggunakan prototype STAD klik listig video di bawah ini :






Gampang bukan, saya yakin rekan-rekan sekalian dapat menggunakan prototype pembelajaran STAD pada kegiatan belajar mendidik di sekolah masing-masing.


Keuntungan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut Linda Lundgren dan Nur  pada Ibrahim ialah selaku berikut. 


  1. Meningkatkan kerja sama, kebaikan budi, kepekaan dan toleransi yang tinggi antar sesama anggota kelompok; 

  2. Meningkatkan pencurahan waktu di kewajiban; 

  3. Meningkatkan harga diri dan dapat memperbaiki sikap ilmiah kepada matematika; 

  4. Memperbaiki kehadiran peserta didik;  

  5. Penerimaan kepada perbedaan persoon menjadi lebih besar;                                        

  6. Konflik pribadi menjadi berkurang;

  7. Meningkatkan pemahaman di bahan pembelajaran;

  8. Apabila mendapat penghargaan, motivasi belajar peserta didik akan menjadi lebih besar; dan 

  9. Hasil belajar lebih tinggi. 


Namun, Pembelajaran STAD pun mempunyai kekurangan seperti yang disampaikant Ibrahim, kekurangan pembelajaran kooperatif tipe STAD ialah selaku berikut.


  1. Apabila tak ada kerja sama pada satu kelompok dan belum dapat menyesuaikan diri dengan anggota kelompok yang lain karenanya kewajiban tak dapat selesai di waktu yang telah ditentukan; 

  2. Apabila diantara anggota berperilaku menyimpang akan mempengaruhi dan mengganggu anggota kelompok lainnya; 

  3. Bila situasi kelas gaduh waktu pelaksanaan diskusi karenanya akan mengganggu kelas lain; 

  4. Ketidakhadiran diantara anggota pada kelompok akan mempengaruhi daya kerja pada kelompok tersebut; 

  5. Apabila peserta didik tak menggunakan waktu pada diskusi dengan bagus karenanya kelompok tersebut tak dapat menyelesaikan kewajiban tepat di waktunya; 

  6. Peserta didik yang mencapai daya kerja yang tinggi keberatan bila skor disamakan dengan peserta didik yang performanya rendah karena menggunakan aplikasi skor perbaikan individual; 

  7. Beban kerja pendidik menjadi lebih banyak; 

  8. Jikalau aktivitas peserta didik pada kelompok monoton karenanya motivasi belajar peserta didik akan turun; 

  9. Apabila pemahaman bahan pada diskusi belum sempurna karenanya hasil belajar akan menurun.


Untuk rekan-rekan yang ingin mengetahui contoh RPP dengan menggunakan prototype STAD silakan klik di diantara listig di bawah ini :



Sumber:




Sumber https://edukafile.blogspot.com/

Shares

0 comments:

Post a Comment


Top